30.9 C
Jakarta
24 April 2024, 12:01 PM WIB

Masuk Musim Kemarau, Demam Berdarah Mulai Mewabah di Gilimanuk

NEGARA – Dinas Kesehatan maupun Puskesmas Gilimanuk terus berusaha menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan fogging dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Wabah DB di Gilmanuk sendiri mulai muncul sejak sekitar seminggu belakangan ini. DBD itu muncul di tiga lingkungan yakni di lingkungan Jineng Agung, Asri dan Asih.

Sebagian besar warga yang terjangkit yakni anak-anak. Awalnya mereka mengalami panas tinggi dan setelah di bawa ke Puskesmas Gilimanuk, dari hasil pemeriksaan mereka didiagnosa terjangkit DBD karena trombosit darahnya menurun.

Sampai kemarin, ada tiga orang pasien DBD yang kini menjalani rawat inap di Puskesmas Gilimanuk. Mereka yakni Ni Luh Putu Clarista, 6, warga lingkungan Asri; Supeni Indah, 37, warga Linglungan Asih, dan I Putu Abisekha, 6, warga lingkungan Jineng Agung.

“Ketiga pasien yang didiagnosa DBD menjalani rawat imap antara satu sampai dua hari. Ketiganya masih diobservasi. Mudah-mudahan cepat bisa pulih,”ujar Kepala Puskesmas Gilimanuk I Kade Riadi Wiranuaba.

Menurut Riadi, munculnya kasus DBD itu memang tidak diduga sebelumnya. Sebab, selama ini Puskesmas sudah rutin melakukan upaya pencegahan dengan melakukan PSN setiap hari Jumat.

Selain itu, Dinas Kesehatan Pemkab Jembrana juga sudah melakukan fogging diseluruh Gilimanuk. “Upaya pencegahan sudah kita lakukan maksimal. Namun, masih saja muncul kasus DBD,” ungkapnya.

Meski demikian, untuk mencegah wabah DBD itu meluas, petugas Puskesmas kembali melakukan PSN bersama Kelurahan Gilimanuk.

Selain itu Dinas Kesehatan juga akan melakukan fogging yang difokuskan di tiga lingkungan asal warga yang terjangkit DBD itu.

“Dengan cara ini kita harapkan tidak adalagi warga yang terjangkit. Kita juga berharap masyarakat juga melakukan PSN dan upaya pencegahan lainya,” ujarnya.

Kadis Kesehatan Pemkab Jembrana Putu Suasta, menyampaikan, saat musim seperti sekarang ini memang sangat rawan munculnya kasus DBD.

Apalagi seluruh wilayah Jembrana termasuk daerah endemi DBD sehingga kasus tersbeut bisa muncul seaktu-waktu diseluruh wilayah Jembrana.

“Untuk di Gilimanuk guna menekan penyebran wabah DBD itu kita akan lakukan fooging. Namun fogging ini hanya bisa membunuh nyamuk dewasa saja,”ungkapnya.

Sehingga, lanjut Suasta, selain pemkab dan Puskesmas, semua masyarakat juga harus ikut melakukan pencegahan yakni PSN untuk membunuh jentik-jetik nyamuk dan menghilangkan tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk aedes aigypti itu.

“Minimal seminggu sekali harus dilakukan PSN dan disetiap keluarga harus ada satu orang yang menjadi juru pembasmi jentik.

Kita harapkan jika ada masyarakat yang mengalami demam dan panas tinggi segera ke dokter atau Puskesmas sehingga jika terjangkit DBD bisa cepat ditangani, karena jika lambat akibatnya bisa fatal,” pungkasnya

NEGARA – Dinas Kesehatan maupun Puskesmas Gilimanuk terus berusaha menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan fogging dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Wabah DB di Gilmanuk sendiri mulai muncul sejak sekitar seminggu belakangan ini. DBD itu muncul di tiga lingkungan yakni di lingkungan Jineng Agung, Asri dan Asih.

Sebagian besar warga yang terjangkit yakni anak-anak. Awalnya mereka mengalami panas tinggi dan setelah di bawa ke Puskesmas Gilimanuk, dari hasil pemeriksaan mereka didiagnosa terjangkit DBD karena trombosit darahnya menurun.

Sampai kemarin, ada tiga orang pasien DBD yang kini menjalani rawat inap di Puskesmas Gilimanuk. Mereka yakni Ni Luh Putu Clarista, 6, warga lingkungan Asri; Supeni Indah, 37, warga Linglungan Asih, dan I Putu Abisekha, 6, warga lingkungan Jineng Agung.

“Ketiga pasien yang didiagnosa DBD menjalani rawat imap antara satu sampai dua hari. Ketiganya masih diobservasi. Mudah-mudahan cepat bisa pulih,”ujar Kepala Puskesmas Gilimanuk I Kade Riadi Wiranuaba.

Menurut Riadi, munculnya kasus DBD itu memang tidak diduga sebelumnya. Sebab, selama ini Puskesmas sudah rutin melakukan upaya pencegahan dengan melakukan PSN setiap hari Jumat.

Selain itu, Dinas Kesehatan Pemkab Jembrana juga sudah melakukan fogging diseluruh Gilimanuk. “Upaya pencegahan sudah kita lakukan maksimal. Namun, masih saja muncul kasus DBD,” ungkapnya.

Meski demikian, untuk mencegah wabah DBD itu meluas, petugas Puskesmas kembali melakukan PSN bersama Kelurahan Gilimanuk.

Selain itu Dinas Kesehatan juga akan melakukan fogging yang difokuskan di tiga lingkungan asal warga yang terjangkit DBD itu.

“Dengan cara ini kita harapkan tidak adalagi warga yang terjangkit. Kita juga berharap masyarakat juga melakukan PSN dan upaya pencegahan lainya,” ujarnya.

Kadis Kesehatan Pemkab Jembrana Putu Suasta, menyampaikan, saat musim seperti sekarang ini memang sangat rawan munculnya kasus DBD.

Apalagi seluruh wilayah Jembrana termasuk daerah endemi DBD sehingga kasus tersbeut bisa muncul seaktu-waktu diseluruh wilayah Jembrana.

“Untuk di Gilimanuk guna menekan penyebran wabah DBD itu kita akan lakukan fooging. Namun fogging ini hanya bisa membunuh nyamuk dewasa saja,”ungkapnya.

Sehingga, lanjut Suasta, selain pemkab dan Puskesmas, semua masyarakat juga harus ikut melakukan pencegahan yakni PSN untuk membunuh jentik-jetik nyamuk dan menghilangkan tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk aedes aigypti itu.

“Minimal seminggu sekali harus dilakukan PSN dan disetiap keluarga harus ada satu orang yang menjadi juru pembasmi jentik.

Kita harapkan jika ada masyarakat yang mengalami demam dan panas tinggi segera ke dokter atau Puskesmas sehingga jika terjangkit DBD bisa cepat ditangani, karena jika lambat akibatnya bisa fatal,” pungkasnya

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/