Artefak Bukit Ser Diserahkan ke Desa Dinas, Ini Harapan Disbud…

GEROKGAK – Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Komang berharap Balai Arkeologi Denpasar diharapkan bisa melanjutkan penelitian di pesisir utara Bali.

Terlebih daerah Buleleng dikenal sebagai pusat persentuhan dengan dunia internasional pada masa lampau.

Buleleng juga dikenal sebagai lokasi para pedagang dari Tiongkok, India, dan Mesir berlabuh menurunkan barang dagangannya.

Khusus untuk artefak yang telah diangkat para arkeolog, Gede Komang mengaku akan menyerahkan pada desa dinas.

Selanjutnya pihak desa diharapkan bisa memelihara artefak-artefak itu sehingga menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat setempat.

“Artefak itu harus diselamatkan. Nanti dokumennya kami simpan. Fisiknya kami serahkan pada desa untuk disimpan, pemeliharaannya kami

yang melakukan. Sehingga artefak dan fosil yang ditemukan itu bisa jadi sumber pengetahuan warga,” kata Gede Komang.

Khusus untuk wilayah Bukit Ser, Gede Komang juga meminta agar pihak desa memberikan perlindungan secara penuh. Mengingat masih ada artefak-artefak yang belum ditemukan.

Apabila tak diawasi, dikhawatirkan akan terjadi penggalian secara liar. Artefak yang ditemukan dalam penggalian liar itu pun bisa dikuasai oleh pihak-pihak yang tak berkepentingan.

Seperti diberitakan sebelumnya, para peneliti di Balai Arkeologi Denpasar melakukan ekskavasi di situs Bukit Ser. Tim peneliti melakukan ekskavasi di dua lubang.

Hasilnya peneliti menemukan sejumlah artefak yang terdiri dari pecahan gerabah, pecahan keramik, serta fosil kerang.

GEROKGAK – Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng Gede Komang berharap Balai Arkeologi Denpasar diharapkan bisa melanjutkan penelitian di pesisir utara Bali.

Terlebih daerah Buleleng dikenal sebagai pusat persentuhan dengan dunia internasional pada masa lampau.

Buleleng juga dikenal sebagai lokasi para pedagang dari Tiongkok, India, dan Mesir berlabuh menurunkan barang dagangannya.

Khusus untuk artefak yang telah diangkat para arkeolog, Gede Komang mengaku akan menyerahkan pada desa dinas.

Selanjutnya pihak desa diharapkan bisa memelihara artefak-artefak itu sehingga menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat setempat.

“Artefak itu harus diselamatkan. Nanti dokumennya kami simpan. Fisiknya kami serahkan pada desa untuk disimpan, pemeliharaannya kami

yang melakukan. Sehingga artefak dan fosil yang ditemukan itu bisa jadi sumber pengetahuan warga,” kata Gede Komang.

Khusus untuk wilayah Bukit Ser, Gede Komang juga meminta agar pihak desa memberikan perlindungan secara penuh. Mengingat masih ada artefak-artefak yang belum ditemukan.

Apabila tak diawasi, dikhawatirkan akan terjadi penggalian secara liar. Artefak yang ditemukan dalam penggalian liar itu pun bisa dikuasai oleh pihak-pihak yang tak berkepentingan.

Seperti diberitakan sebelumnya, para peneliti di Balai Arkeologi Denpasar melakukan ekskavasi di situs Bukit Ser. Tim peneliti melakukan ekskavasi di dua lubang.

Hasilnya peneliti menemukan sejumlah artefak yang terdiri dari pecahan gerabah, pecahan keramik, serta fosil kerang.

Artikel Terkait

Exit mobile version