Categories: Bali

Sejak 2005, Upacara Kemerdekaan di Menyali Digelar di Pura

RadarBali.com – Warga di Desa Menyali, punya cara tersendiri untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Setiap tahunnya, mereka menggelar upacara bendera di Pura Peninjoan. Pura ini adalah salah satu pura tua yang ada di Desa Menyali. Letaknya tepat di sebelah utara Kantor Perbekel Menyali.

Sejak tahun 2005, upacara bendera di Desa Menyali selalu digelar di Pura Peninjoan. Upacara dilangsungkan seperti upacara biasa. Di dalam pura juga dilakukan pengibaran bendera.

Bedanya, proses penghormatan dilakukan dengan cara mencakupkan kedua tangan di dada. Bendera yang digunakan juga bendera merah putih. Hanya saja ukurannya berbeda.

Ukurannya 1.08 meter x 3.24 meter dan dikibarkan pada tiang setinggi 9.9 meter. Warga menyebutnya Bendera Merah Putih Paican Gajahmada

Bendera ini diyakini bendera duwe (pusaka) dan hanya dikibarkan dua kali dalam setahun. Yakni saat Upacara Kemerdekaan Republik Indonesia, serta saat pujawali bendera yang jatuh pada purnama katiga.

“Kalau saat upacara kemerdekaan, sama seperti biasa. Pagi ada upacara menaikkan bendera, sore ada upacara menurunkan bendera. Setelah upacara pagi dan sore, ada persembahyangan bersama. Kalau saat pujawali, benderanya berkibar nyejer sembilan hari,” kata Kelian Desa Pakraman Menyali, Jro Mangku Made Angga Kasih, saat ditemui di Pura Peninjoan, sore kemarin.

Upacara pengibaran bendera sendiri, diawali dari kedatangan seseorang penekun spiritual bernama Sang Prabu yang jugapengempon Pura Gili Menjangan.

Sang Prabu mengaku mendapat pawisik dari Mahapatih Gajah Mada, agar menyerahkan bendera merah putih ke sebah desa. Tak disebutkan secara spesifik pura apa yang dimaksud.

Bendera ini sempat dibawa ke sejumlah pura. Namun Mahapatih Gajah Mada mengaku tidak sreg dengan lokasi men-stana-kan bendera itu. Semua proses itu diketahui ketika ada pamedek yang kerauhan.

Bendera itu kemudian sampai di Pura Peninjoan Desa Menyali. Lewat proses kerauhan pula, Mahapatih Gajah Mada menyebut merasa cocok denga pura itu.

“Sejak saat itu kami buatkan tiang bendera di jeroan pura. Sebelum-sebelumnya tidak pernah,” jelas Angga Kasih.

Setelah melalui proses paruman desa, masyarakat di Desa Menyali menerima kehadiran bendera itu dan meyakininya sebagai pusaka pura. Tak dipungkiri, ada pula masyarakat yang meboya dengan pusaka baru itu.

“Itu kan masalah keyakinan masing-masing. Awalnya ada yang meboya, tapi lama kelamaan yakin dengan sendirinya,” katanya lagi.

Kini bendera merah putih itu disimpan di Bale Piyasan Pura Peninjoan. Bendera ini hanya dikibarkan dua kali setahun. Selebihnya hanya disimpan di dalam peti khusus yang telah dibuat desa pakraman. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago