Categories: Bali

Terpaksa Tidur di Atas Truk untuk Pantau Hewan Ternak di Kampung

RadarBali.com—Arus pengungsi terus terjadi. Mereka terpaksa mengungsi karena ada imbauan dari pihak terkait untuk meninggalkan kampong halaman menghindari erupsi Gunung Agung.

Sayangnya, kondisi para pengungsi belum tertangani dengan baik. Seperti di Rendang, misalnya. Pengungsi di Banjar Kelod, Rendang, yangberasal dari Yeh He, Selat, terpaksa tinggal di balai banjar kecil dan berdesak desakan.

Ada sekitar 50 orang dalam gedung tersebut dengan MCK terbatas. Sementara bantuan makanan seperti dapur umum atau nasi bungkus belum mereka terima. 

Hal ini diakui salah satu warga Pande Sudiana. “Kalau dari pemerintah belum ada bantuan,” ujar Pande dengan tatapan kosong.

Hanya saja dia mengaku mendapat perhatian dari warga sekitar. Bahkan dia juga mendapat sumbangan air mineral dan kue.

Yang kasihan, mulai ada pengungsi yang sakit sejak masuk kamp pengungsian dua hari lalu. Mereka sedikit stres karena panik.

Para pengungsi mengaku terpaksa mengungsi karena intensitas gempa di lereng Gunung Agung kian intensif.

Warga Yeh He pun mengaku terpaksa meninggalkan rumah dan menjual hewan ternaknya dengan murah.

Babi, misalnya, kalau lagi aman dia jual Rp 25 ribu per kilo, sekarang dijual Rp 20 ribu per kilo. Itupun sulit menjualnya.

Yang lebih memrihatinkan lagi pengungsi asal Pura, Selat. Mereka mengungsi di lapangan Rendang. Namun mereka tidur diatas truk yang di pasang terpal.

Mereka tidur dan masak disana. Bahkan di antaranya juga mengajak anak anak kecil. Untuk MCK mereka pinjam di SDN 2 Randang.

Diketahui, truk itu milik Wayan Sumerta. “Saya mengungsi diatas truk karena tidak tahu harus kemana. Sekalian antisipasi kalau ada apa-apa bisa kabur duluan,” ujar Kadek Anggreni, salah satu pengungsi.

Menurut Kadek, selain terpaksa, dia dan suami harus sering-sering pulang ke kampung untuk memasak sekaligus melihat ternaknya.

Karena tinggal di atas truk, daya tahan anaknya mulai turun. “Mulai batuk,” katanya. Oleh penglingsir desa, dia diminta kos.

“Tapi, saya tidak punya uang untukkos,”katanya

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: gunung agung

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago