Categories: Bali

Sabar! Diancam Evakuasi Paksa, Pengungsi Marah-marah

RadarBali.com – Pengungsi asal Desa Kesimpar dan sekitarnya yang mengungsi di UPT Dinas Pertanian Rendang, Karangasem kemarin marah.

Mereka menolak dipindah ke lokasi lain. Mereka mengaku sudah mengungsi sejak enam hari lalu. Namun, tiba-tiba kemarin diminta keluar dari lokasi dengan alasan kawasan tersebut masuk zona merah.

Penjelasan ini awalnya dilakukan pihak Basarnas. Bahkan, sempat keluar pernyataan dalam waktu 3 jam harus pergi dari lokasi pengungsian tersebut.

Hanya saja belakangan pihak Basarnas sendiri mengaku tidak memberikan informasi seperti itu. Bahkan pihaknya mengaku tidak ada memasak warga untuk pergi dari pengungsian.

Karena dipaksa mengungsi, warga sempat marah karena merasa dipaksa mengungsi ke tempat lain padahal mengaku sudah cukup nyaman di sana.

Salah satu warga Wayan Suarsana mengakui kalau pihaknya merasa di usir paksa dari lokasi pengungsian tersebut.

Dirinya mengaku sempat mau keluar dan berencana akan mengungsi ke Tabanan di kerabatnya disana.

Pengungsi juga mengeluhkan logistic terutama makanan. Di mana konsumsi sangat minim sehingga mereka pun hanya makan sekali sehari.

“Kalau ada pejabat datang, kita dikasih banyak logistik, tapi kalau tidak, paling hanya dikasih satu kampil beras,” tandas pengungsi.

Kondisi ini dibenarkan Kelian Banjar Dinas, Nengah Sama.  Menurutnya, di Kesimpar saja ada 402 orang pengungsi.

Di antaranya 42 anak – anak, 51 bayi sakit, 2 orang, dan juga 1 orang dalam kondisi sakit. Selain itu ada juga dua orang ibu yang lagi hamil. Sementara ada juga 200 perempuan dan 202 laki laki.

Kisruhnya pengungsi ini disampaikan kepada istri Gubernur Bali Ayu Pastika yang kemarin kebetulan mengunjungi pengungsi disana.

Di hadapan Ayu Pastika, warga sempat menangis karena merasa dipermainkan. Bahkan kelian dusun sempat pingsan karena shock setelah sempat menangis karena warganya merasa disia-siakan.

Ayu Pastika sendiri langsung menghubungi Gubernir Pastika yang sedang berada di Tanah Ampo Manggis. Gubernur pun langsung berkunjung ke kamp pengungsian tersebut.

Pastika sempat marah mendengar ada orang yang meminta pengungsi keluar. Gubernur kembali menegaskan kalau kawasan tersebut berada pada zona aman.

Karena itu meminta warga pengungsi untuk tetap di lokasi tersebut. Pastika juga menanyakan siapa yang meminta warga untuk keluar.

“Jangan dengar kalau ada orang yang tidak jelas memberitahukan hal aneh – aneh,” ujarnya. Pastika meminta agar warga hanya mendengar perintah dari camat saja.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: gunung agung

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago