Categories: Bali

Mengungsi, Janin Pinti Meninggal Dunia, Amor Ring Acintya…

RadarBali.com – Cerita pilu pengungsi datang dari Tabanan. Ni Komang Pinti, 38, pengungsi asal Banjar Dangin Sema,  Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem kehilangan janin yang baru berusia delapan bulan.

Dia pun dibawa ke RS Tabanan untuk proses persalinan. “Dari USG sudah kelihatan meninggal dunia,” jelas Ditektur RSUD Tabanan dr Nyoman Susila dikonfirmasi Selasa.

Bayi yang meninggal itu hingga Selasa masih berada di dalam kandungan. Pihak RSUD Tabanan sedang berupaya agar bayi itu lahir secara normal.

“Ditempuh jalan induksi agar bisa melahirkan normal,” katanya. Menurut Susila, Pinti memiliki riwayat tekanan darah tinggi.

Meski demikian, kemarin dalam kondisi normal. Dia mengatakan, koordinasi dilakukan denhan Dinas Sosial Tabanan untuk mencari solusi atas bayi yang dilahirkan nanti.

Karena, kampung halaman Pinti dilanda ancaman di tengah meningkatnya aktivitas Gunung Agung.

Diketahui, sejak status awas, Pinti mengungsi dalam kondisi hamil ke Banjar Yeh Malet Kaja, Desa Belumbang, Kecamatan, Kerambitan.

Dia dijemput keponakannya, Wayan Sriningsih Sabtu (23/9) lalu di Batubulan, Gianyar, saat mengungsi bersama dengan keluarganya.

Selain Pinti, juga dua anaknya, dan tiga saudaranya. Sedangkan suaminya masih di Karangasem. “Sekarang dalam perjalanan dari Karangasem ke Tabanan,” jelas dia.

Setelah tiga hari pengungsian, Sriningsih mengecek di buku kehamilan bahwa bibinya memiliki riwayat darah tinggi.

Lalu, mengecek Pinti, dan diketahui pergerakan bayi lemah, dia mengajak sang bibi ke RS Tabanan Selasa (26/9) sekitar Pukul 09.00.

Saat dicek menggunakan USG, diketahui bayi itu sudah meninggal dunia. Di RSUD Tabanan, juga ada beberapa pasien pengungsian dari Karangasem.

Ketut Mariani, 27, asal Banjar Telung Buwana, Desa Sebudi, Kecamatan Selat akan melahirkan anak keduanya.

Beberapa orang lagi dirawat di RSUD Tabanan karena sakit, yaitu Ni WayN Mangku Sari, 57, asal Banjar Telung Buwana; Kadek Indah Pertiwi, 6; asal Banjar Pateh, Desa Duda, Selat; dan satu lagi meninggal dunia atas nama Wayan Sukra, 70, warga Banjar Buana Giri Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: gunung agung

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago