Categories: Bali

Pengungsi Mulai Keluhkan Sakit Pernafasan, Ini Penyebabnya…

RadarBali.com – Para pengungsi yang ada di Desa Tembok dan Desa Les, kini mulai terserang penyakit. Rata-rata pengungsi terserang infeksi pernafasan.

Tim kesehatan yang siaga di lokasi pengungsian pun menerima lebih dari 50 orang pasien per hari dengan keluhan serupa.

Selama dua pekan menghuni pengungsian, membuat kondisi para pengungsi mulai menurun. Ada yang mengeluhkan demam, kelelahan, hingga infeksi saluran pernafasan.

Keluhan infeksi saluran pernafasan, banyak dikeluhkan pengungsi yang bermukim di Posko Pengungsian Desa Les.

Penyakit itu banyak menyerang anak-anak. Maklum saja, kekuatan tubuh anak-anak relatif lemah jika dibandingkan dewasa. Para pengungsi kini diimbau menggunakan masker, terutama yang tinggal di tenda.

Salah seorang dokter jaga di Pos Pengungsian Tembok, dr. Riska mengungkapkan, umumnya pengungsi terserang infeksi pernafasan.

Selain itu keluhan umum yang masuk adalah pegal-pegal dan sakit kepala. Sejauh ini belum ada keluhan yang cukup serius di lokasi pengungsian.

Hanya saja pengungsi dihimbau waspada dengan penyakit infeksi pernafasan. Penyakit yang tergolong akut, berpotensi membuat pengungsi harus menjalani opname.

Riska sendiri mengaku pernah merujuk seorang pengungsi ke Puskesmas Tejakula I, karena infeksi pernafasan yang diderita cukup akut.

“Kalau infeksi pernafasan umumnya disebabkan debu dan virus. Kebetulan di lokasi pengungsian kan debunya beterbangan. Makanya rentan sekali, terutama anak-anak,” kata Riska yang juga dokter di Puskesmas Kubu I.

Untuk mencegah merebaknya penyakit serupa, Riska menghimbau pengungsi menggunakan masker. Hanya saja banyak pengungsi yang enggan menggunakan masker, dengan alasan ribet.

Disisi lain, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Made Subur menyatakan ketersediaan masker di posko pengungsian cukup banyak.

Mencapai belasan ribu lembar. Pengungsi pun telah dibagikan masker. Hanya saja, banyak yang enggan menggunakannya.

Untuk mencegah debu beterbangan, secara kontinu BPBD Buleleng telah menyiram tanah di sekitar tenda.

Sayangnya cuaca yang panas, membuat upaya penyiraman kurang maksimal. Kondisi tanah yang basah hanya bertahan maksimal dua jam saja.

Sebagai langkah pencegahan lanjutan, Subur meminta kesadaran para pengungsi agar bersedia direlokasi ke tempat yang lebih baik.

“Lebih baik di bale banjar, ketimbang di tenda. Rentan begini kondisinya. Coba pikirkan nasib anak-anak juga.

Kasihan mereka, rentan sakit dengan kondisi kamp yang begini. Kami sudah siapkan lokasi penggantinya kok,” ujar Subur. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: gunung agung

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago