Categories: Bali

Pilih Rayakan Galungan di Pengungsian, Baru Pulang Sesudah Galungan

RadarBali.com – Ratusan pengungsi asal Kecamatan Kubu, hingga kemarin belum kembali ke rumahnya.

Mereka memilih merayakan Galungan di pengungsian, karena masih khawatir dengan kondisi Gunung Agung. Rencananya warga baru akan pulang ke rumah masing-masing, setelah hari raya Galungan.

Sebenarnya para pengungsi yang berasal dari Kawasan Rawan Bencana (KRB) I, sudah diizinkan pulang ke rumah masing-masing.

Pengungsi asal Kecamatan Kubu yang sudah boleh pulang itu berasal dari Desa Baturinggit, Desa Tianyar, Desa Tulamben, Desa Sukadana, dan Desa Kubu.

Meski sudah boleh pulang, warga desa-desa itu memilih bertahan di pengungsian untuk sementara waktu.

Mereka masih trauma dengan kejadian pada tahun 1963 silam, yang mana Gunung Agung meletus jelang hari raya Galungan.

Untuk merayakan Galungan, para pengungsi punya cara sendiri merayakannya. Mereka melakukan tradisi mepatung atau gotong royong membeli hewan ternak.

Hewan itu akan disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan kepada anggota kelompok. Selanjutnya daging diolah pada hari penampahan galungan yang jatuh kemarin.

Seperti yang terlihat di lokasi pengungsian yang ada di Desa Bondalem. Sekitar 50 orang pengungsi, sepakat mepatung dan membeli seekor babi.

Babi itu disembelih dan dibagikan kepada para anggota kelompok di pengungsian. “Meskipun di pengungsian, kami biar bisa ikut merayakan galungan juga.

Ini juga sekaligus menjalin keakraban dan menyatukan pengungsi di tempat ini,” kata Made Nadi Jayadi, salah seorang pengungsi.

Jayadi sebenarnya sudah ingin pulang ke rumah. Hanya saja ia masih khawatir dengan kondisi Gunung Agung.

“Sebenarnya kepingin pulang, tapi belum berani. Takut seperti kejadian tahun 1963. Rencananya setelah Galungan baru pulang ke rumah,” katanya.

Bukan hanya para pria di pengungsian saja yang sibuk. Kaum hawa juga tak kalah sibuk. Mereka mempersiapkan sarana upakara, untuk hari raya Galungan.

Rencananya mereka akan melakukan persembahyangan di kampung halaman, sebelum kembali lagi ke pengungsian.

“Ini canang untuk maturan di rumah dan merajan. Rencananya pulang untuk sembahyang saja, habis itu kembali lagi ke pengungsian. Setelah Galungan mungkin baru tinggal di rumah,” ujar Ketut Brati, salah seorang pengungsi asal Desa Sukadana.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: gunung agung

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago