Categories: Bali

Jenuh, Rindu Kampung Halaman, Pengungsi Sutasoma Pulang Paksa

RadarBali.com – Tak kuat menahan jenuh dan juga rindu rumah, 18 kepala keluarga (kk) yang terdiri dari 50 orang pengungsi gunung Agung yang berada di posko lapangan Sutasoma memilih pulang paksa pada Minggu (12/11).

Pengungsi asal Banjar Pengalusan Desa Ban, Kecamatan Kubu Karangasem itu diangkut mobil bak terbuka setelah sempat bersitegang dengan petugas posko.

Bendesa Desa Pakraman Pengalusan, I Wayan Lebih, menyatakan rencana 50 pengungsi untuk angkat kaki dari pengungsian ini sudah menjadi kesepakatan diantara sesama pengungsi.

“Kami sudah rapatkan ini sama para pengungsi di sini, akhirnya disepakati dipulih pulang,” ujar Wayan Lebih, sebelum meninggalkan pengungsian, kemarin.

Usai rapat, warga langsung melapor ke petugas jaga di posko. Ketegangan pun muncul di posko. Petugas jaga pun menolak pengungsi pulang karena warga di Banjar Pengalusan ini masuk dalam zona KRB III, atau yang paling dekat terdampak erupsi gunung Agung.

“Kami tidak ada masalah dengan pemerintah dan posko di sini. Kami ingin pulang memang karena rindu rumah,” tegas Wayan Lebih.

Petugas di posko pun tidak bisa berbuat banyak lantaran ini memang menjadi kehendak warga. Sebelum meninggalkan posko, 50 orang ini diminta membuat surat pernyataan jika mereka pulang atas kemauan sendiri.

Selanjutnya, puluhan pengungsi terdiri dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia ini ramai-ramai diangkut 5 kendaraan colt bak terbuka berpagar besi.

Di atas kendaraan yang biasa untuk angkut sapi ini, juga dipenuhi dengan barang-barang pengungsi. Terdata, ada 18 KK yang mengajukan surat ini.

Sementara data pengungsi sebelum mereka pulang paksa tercatat sebanyak 243 orang. Jumlah ini mengalami penurunan secara bertahap pasca status gunung Agung menjadi siaga dibarengi dengan hari raya Galungan dan Kuningan.

Pemulangan pengungsi pun cukup selektif, hanya diperbolehkan bagi warga yang daerahnya di luar KRB.

Saking senangnya akan melihat rumah mereka, rombongan inipun tak khawatir dengan cuaca gerimis yang mengguyur.

“Mau panas, hujan kami tetap pulang. Di sana juga nggak ada pencegatan. Selama ini ada yang bolak balik bisa masuk,” ungkap Wayan Lebih.

Walau ada rasa rindu, diakui Wayan Lebih, warganya masih was-was dengan status gunung Agung. “Kalau meletus keras nanti, kami akan kesini lagi. Ngungsi lagi,” terangnya.

Kepala BPBD Kabupaten Gianyar, Anak Oka Digjaya mengaku tak bisa berbuat banyak mengenai pemulangan paksa ini.

“Diizinkan, dengan catatan menandatangani surat pernyataan bahwa pulang dengan kemauan sendiri,” jelasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: gunung agung

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago