Categories: Bali

Truk Karangasem Kembali Dihadang, Diduga Ada Preman Bayaran Bermain

SINGARAJA – Aksi saling hadang sopir truk material akibat karut marut pengelolaan material galian di Kecamatan Kubu, Karangasem, terus terjadi.

Kemarin sekelompok orang yang mengatasnamakan sopir lokal Buleleng disebut melakukan aksi penghadangan di Jalan Singaraja-Amlapura, tepatnya di wilayah Banjar Dinas Ngis, Desa Tembok, Kecamatan Tejakula.

Belasan orang dengan pakaian kasual, sempat berkumpul di tepi jalan raya Singaraja-Amlapura. Mereka mengaku bekerja sebagai sopir material di Buleleng.

Konon mereka berkumpul hendak menyisir sopir-sopir lokal Karangasem, yang tidak mengambil pasir di depo pasir Desa Tianyar.

Hal itu nyaris memicu ketegangan dan dikhawatirkan memicu masalah baru. Beruntung sekelompok orang yang diduga preman bayaran itu belum sempat menghentikan paksa truk material yang melintas dari Karangasem.

Aksi itu akhirnya dibubarkan aparat desa bersama aparat kepolisian. Kapolsek Tejakula AKP Wayan Sartika yang dikonfirmasi kemarin, mengaku ada beberapa warga yang berkumpul di wilayah Ngis, Desa Tembok.

“Mereka baru kumpul saja. Kami sudah himbau jangan sampai melakukan penghadangan. Syukurnya mereka mau mengindahkan arahan kami dan membubarkan diri,” kata Sartika.

Di sisi lain, Paguyuban Sopir Material (PSM) Buleleng yang selama ini menaungi puluhan sopir material, memilih membubarkan diri. Serikat sopir truk material itu memilih bubar,

karena sengkarut pengelolaan material galian C tak kunjung tertangani. Pemerintah juga tak kunjung merespon keluhan para sopir material.

Mantan Ketua PSM Buleleng Gede Tirta mengatakan, selama ini kesepakatan antara Asosiasi Depo Pertiwi Agung dengan PSM Buleleng, bersifat mengikat bagi PSM Buleleng.

Namun kesepakatan itu bersifat tumpul bagi sopir lokal Karangasem. Kondisi itu diperparah dengan masalah internal di Karangasem, yang mana beberapa pengusaha tidak bergabung dalam depo.

Nah pengusaha-pengusaha di luar Asosiasi Depo melayani sopir-sopir di luar keanggotaan PSM Buleleng, membeli pasir langsung di galian.

“Ini akhirnya berdampak pada internal organisasi kami. Akhirnya ada banyak yang keluar dari organisasi. Jadi ya sudah, kami bubar saja. Sampai semua kondusif dan pengelolaan kembali normal,” kata Tirta. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago