Categories: Bali

Ditanya Nasib Pengungsi Gunung Agung, Pastika: Itu Urusan Karangasem

DENPASAR– Status Gunung Agung telah turun dari level IV (awas) ke level III (waspada). Radius bahaya dipatok sejauh 4 km dari puncak gunung.

Penurunan status tersebut membuat para pengungsi bersuka cita karena bisa kembali pulang ke rumah masing-masing. Namun, masalah lain merebak ke permukaan.

Selain warga Dusun Kesimpar dan Temukus, Kecamatan Abang yang masih harus mengungsi setiap malam lantaran akses jalan jebol, banyak warga yang stres karena kehilangan pekerjaan serta hewan peliharaan mereka.

Berdasar informasi terakhir, hingga Minggu (11/3) pukul 18.00 masih tercatat pengungsi sejumlah 1.561 jiwa. Tersebar di 37 titik pengungsian.

Disinggung soal kondisi dan penanganan pengungsi, Gubernur Bali Made Mangku meminta Jawa Pos Radar Bali bertanya langsung kepada Bupati Karangasem.

“Ya saya kira tanyakan pada kabupaten Karangasem. Itu lokal banget sifatnya,” jawabnya ditanyai tentang keluhan masyarakat pengungsi kemarin.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Suyasa yang baru dilantik, Selasa (13/3) memiliki pandangan berbeda.

Menurutnya Dinas Sosial Provinsi Bali harus turun langsung untuk menangani masalah atau tekanan stres (psikologis) yang mendera para pengungsi.

“Dinas sosial wajib mendampingi para pengungsi yang stres sudah jelas. Harus ada pendampingan. Dinas sosial yang paham dan mempunyai tugas itu,” ucapnya.

Dinas sosial sambung politisi Gerindra itu harus bekerja keras karena dampak erupsi Gunung Agung sangat luar biasa.

Imbuhnya, bagi pengungsi yang tidak punya pekerjaan (lahan pertanian dan ternak hilang atau terpaksa dijual) harus dibantu melalui program-program Pemprov Bali.

“Ada Simantri ada UPPO (unit pengolahan pupuk organik), pembuatan kompos, dan lain-lain. Itu yang harus digalakkan pemerintah. Karena erupsi sudah sangat berdampak sekali,” tandasnya.

Bantuan jangka pendek ungkapnya wajib berupa sembako. Namun bagi Suyasa masalah utama yang dihadapi masyarakat Karangasem adalah infrastruktur jalan dan air.

“Infrastruktur yang harus diutamakan di daerah Munti Gunung, Ban, Dukuh, Kubu, Pempatan, dan lain-lain. Mereka sampai membeli air.

Setelah itu baru pertanian dan peternakan yang rusak. Kami akan berusaha berkomunikasi dengan Ibu Bupati untuk segera mengatasi hal ini,” ungkapnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago