Categories: Bali

Waspada! Makanan Berbahan Bahaya Masih Banyak Beredar di Bali

DENPASAR – Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Denpasar tak menampik jika di Bali banyak makanan yang menggunakan bahan yang berbahaya.

Untuk itu, BBPOM melakukan banyak strategi untuk menghadapi persoalan serius yang kadang dianggap sepele ini oleh sebagian kalangan.

Ketua BBPOM Denpasar Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan, permasalahan produk kadaluarsa, bahan berbahaya, hingga produk ilegal kini banyak beredar di pasaran.

“Di Bali banyak sekali produk yang masih menggunakan makanan yang menggunakan pewarna tekstil, borak, formalin, dan lainnya,” akunya.

Untuk itu, pihaknya membuat berbagai macam program. Salah satunya Program Nasional Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD).

Dijelaskan, GKPD sudah ada sejak 2014 Awalnya hanya mengajak 10 desa di Daerah Denpasar dan Gianyar.

Kini berkembang menjadi 19 desa dan kelurahan, yang terdiri dari Denpasar, Buleleng, Klungkung, Karangasem, dan Gianyar.

Nah kemarin, berkembang lagi hingga masuk ke wilayah Bangli untuk melakukan GKPD. Program ini, kata Aryapatni bertujuan

untuk menjadikan desa yang terkait menjadi Desa Pangan Aman (Paman) serta  diharapkan dapat meningkatkan perekonomian desa.

Di Bali sendiri, program nasional GKPD ini masih ada beberapa kabupaten yang belum mengikutinya, antaranya Badung, Jembrana, dan Tabanan.

Padahal, program ini dapat dijadikan tolok ukur kondisi makanan di wilayah tersebut. “Ke depan, kami akan intervensi Bimtek, agar selama 1 tahun ini dapat mewujudkan kesadaran pangan yang aman di masyarakat,” harapnya.

Secara teknis, akan mulai dilakukan dari industri rumah tangga dan tentunya juga melibatkan dinas terkait, sehingga mendapatkan sertifikasi dan memiliki ijin edar.

“Kualitas pangan meningkat, daya saing meningkat, dan nanti market menjadi luas. Perekonomian desa tersebut juga ikut meningkat,” tuturnya.

Ke depan, BBPOM di Denpasar juga akan membentuk kader yang akan membina masyarakat.

Harapannya, kader tersebut dapat memberikan informasi dan juga turut membina sehingga masyarakat nantinya bisa mengawasi sendiri.

Seperti dapat menguji makanan yang mengandung rhodamin b ataupun formalin, sehingga makanan dapat bebas dari bahan berbahaya.

Sebab, Aryapatni menyebut masyarakat desa masih belum bisa membedakan makanan yang kadaluarsa. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago