Categories: Bali

Arus Mudik, Gilimanuk – Ketapang Dilayani 36 Kapal, 24 Sisanya Off

NEGARA – Untuk menyambut arus mudik Lebaran 2018, semua instansi terkait mulai melakukan persiapan.

PT ASDP Indonesia Ferry yang menjadi ujung tombak kelancaran arus mudik juga sudah menyiapkan kapal-kapal untuk melayani penyebrangan di selat Bali.

Untuk menyambut arus mudik, ASDP menyiapkan 56 kapal. Namun, tidak semua kapal bisa dioperasikan untuk menyeberangkan pemudik.

Setiap hari kapal yang bisa dioperasikan hanya 36. Sisanya 24 kapal tidak bisa dioperasikan karena keterbatasan dermaga.

“Ke 56 kapal yang kita siapkan untuk arus mudik semuanya layak untuk beroprasi. Namun, yang kita operasikan hanya 32 unit,” ujar Manajer Usaha ASDP Pelabuhan Gilimanuk Heru Wahyono kemarin.

24 kapal lainnya tidak dioperasikan karena jumlah dermaga yang ada di pelabuhan Gilimanuk dan Ketapang hanya tujuh.

Yakni tiga dermaga Movile Brigdge (MB), satu ponton, dan dermaga Landing Craft Macine (LCM) yang bisa disandari tiga kapal.

Dari 32 kapal yang dioperasikan,  20 kapal bongkar muat di dermaga MB dan Ponton serta 12 kapal di dermaga LCM.

“Setiap hari yang beroperasi 32 kapal, tapi tidak hanya kapal yang itu-itu saja. Kita gilir pengoperasianya sesuai jadwal.

Jika ada kapal yang off atau mengalami kerusakan maka kapal lain akan mengantikanya,”jelasnya.

Jika terjadi lonjakan penumpang  yang cukup padat akan diberlakukan sistim mempercepat bongkar muat. Maksimal bongkar buat dengan waktu 15 sampai 20 menit sudah langsung berangkat.

Begitupula jika terjadi lonjakan pemudik dengan kendaraan sepeda motor, maka masing-masing kapal lebih banyak memuat sepeda motor.

Sehingga antrean sepeda motor tidak panjang. “Kalau terjadi lonjakan yang padat, kapal tetap yang kita operasikan.

Hanya bongkar muat yang dipercepat dan memperioritaskan kendaraan mana yang lonjakanya padat,”ungkapnya.

Sebab jika semua kapal dioperasikan, dikhawatirkan akan terjadi krodit. Terutama antrean kapal untuk bersandar di dermaga akan lebih lama atau sama saja memindahkan antrean dari darat ke laut.

“Waktu mengapung kapal akan lebih lama. Itu beresiko menimbulkan kecelakaan laut terutama saat terjadi cuaca buruk. Kita lebih mengutamakan keselamatan,” terangnya,

Untuk  pengoperasian menurut Heru, masih dikaji ulang, lantaran kapal besar akan mengganggu proses sandar kapal kecil lainnya.

“Kapal besar saat sandar itu kan memerlukan tempat untuk dua kapal kecil, jadi sangat mengganggu. Tapi, jika pemerintah mewajibkan untuk pengoperasian kapal besar,

kami akan laksanakan. Yang jelas kami berusaha agar arus mudik lancar, aman dan selamat,” pungkasnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago