Categories: Bali

Atasi Persoalan Irigasi di DI Saba, BWS Siapkan Pompa Lumpur

SINGARAJA – Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida akan menyiapkan pompa lumpur untuk mengatasi masalah sedimentasi lumpur yang mengendap di saluran irigasi Daerah Irigasi (DI) Tukad Saba.

Terutama yang membentang dari Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, hingga Desa Patas, Kecamatan Gerokgak.

Upaya itu diharapkan bisa mengurangi masalah krisis air yang melanda petani di Desa Banjarasem, Desa Kalisada, serta Desa Tukadsumaga.

Camat Seririt Nyoman Riang Pustaka mengatakan, masalah krisis air bagi petani di desa-desa itu sebenarnya sudah berlangsung sejak bertahun-tahun terakhir.

Permasalahannya cukup kompleks, sehingga membutuhkan penanganan secara menyeluruh. Penanganan secara parsial diyakini tak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi para petani.

Menurut Riang, krama subak sebenarnya sudah sempat menangani permasalahan secara mandiri. Namun upaya yang dilakukan, tak membuahkan hasil.

Faktanya hingga dua tahun terakhir, petani tak juga mendapatkan air untuk mengairi lahan pertanian mereka.

“Krama subak itu sudah sering gotong royong. Malah sudah mengeluarkan biaya sampai Rp 40 juta untuk pengerukan

sedimentasi secara mandiri. Sudah berupaya seperti itu krama, tapi sampai sekarang belum bisa mendapat air,” kata Riang.

Ia pun berharap BWS Bali Penida bisa turun tangan menangani masalah tersebut. Mengingat aset saluran irigasi itu, tercatat di BWS Bali Penida.

Sementara itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang Irigasi dan Rawa BWS Bali Penida, Made Denny tak menampik bahwa permasalahan yang dihadapi cukup pelik.

Permasalahan yang ada bukan hanya menyangkut sampah yang menyumbat saluran irigasi. Namun, juga masalah sedimentasi yang mengendap dan menumpuk selama bertahun-tahun.

“Sampah itu sebenarnya sumber masalah. Dengan kondisi sampah menyumbat, akhirnya aliran air terhambat. Ujungnya akan menimbulkan sedimen.

Belum lagi sedimen dari hulu dan akibat longsor, sehingga sedimen makin tebal. Itu yang menjadi faktor utama penghambat air,” kata Denny.

Untuk mengatasi masalah itu, Denny mengaku sudah menyusun program penanganan. Penanganan itu akan melibatkan semua pihak.

Sehingga saluran irigasi yang ada, bisa menyuplai air dengan kuantitas yang cukup, secara kontinu.

Sebelum melakukan penanganan, pihaknya akan melakukan identifikasi sumber masalah, sehingga bisa melakukan metode kerja secara efektif.

“Jangan sampai karena terburu-buru, setelah bergerak akhirnya berdampak pada faktor resiko dan linkungan. Kalau sudah identifikasi, menentukan langkah, dampaknya bisa ditekan.

Rencananya kami akan gunakan pompa lumpur menyedot sedimentasi dan dibantu krama subak, sehingga penanganan bisa lebih efektif,” tandasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago