Categories: Bali

43 Jenis Pisang Dikembangkan di Taro, Ini Targetnya…

GIANYAR – Sebanyak 43 jenis pisang dikembangkan di atas lahan 1,07 hektare di wilayah Desa Taro, Kecamatan Tegalalang.

Nantinya, pisang ini akan dijadikan sarana upacara dan konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari warga setempat.

Pelaksana Harian Bupati Gianyar Made Gede Wisnu Wijaya menyatakan, kebutuhan buah pisang untuk konsumsi dan sarana upacara di Bali sangat tinggi.

“Dipilihnya komoditas pisang karena selama ini kita memenuhi kebutuhan pisang dengan mendatangkan dari Jawa.

Dengan diadakannya budidaya pisang di desa Taro ini selain sebagai pelestarian pisang juga diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pisang untuk konsumsi maupun sarana upacara,” ujar Wisnu Wijaya.

Wisnu Wijaya mengaku penanaman pisang di Taro ini mampu membangun kesadaran masyarakat bahwa menjadi petani pisang juga bisa memberikan keuntungan yang lebih besar.

Melalui pendampingan dari pakar-pakar pertanian Universitas Udayana diharapkan mampu memberikan gambaran bahwa tanaman pisang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kedepan, pemerintah akan memperlebar pengembangan pisang ini di kecamatan lainnya di Kabupaten Gianyar. 

Kepala Desa Taro Wayan Suardika berharap penanaman pisang tersebut kedepannya mampu mengedukasi generasi muda untuk melestarikan pertanian khususnya tanaman pisang.

Apalagi dengan keberadaan Desa Taro sebagai desa wisata akan mampu memberikan nilai tambah kepada petani untuk membuka agrowisata.

“Apalagi ditambah dengan iklim dan keadaan tanah Desa Taro sangat cocok untuk pertanian,” jelasnya.

Kata dia, selain melestarikan 43 jenis pisang yang ada di Bali. tempat penanaman pisang di Taro yang dekat dengan obyek wisata gajah Taro bisa dimanfaatkan sebagai kawasan Agrowisata.

Dengan begitu, pisang tidak saja dicari buahnya, tapi mampu disinergikan dengan pariwisata yang dikenal sebagai agrowisata pisang. Sehingga pisang memiliki nilai tambah dari buahnya dan pariwisata.

“Disamping itu dengan diintegrasikannya pertanian pisang dengan pariwisata akan mampu menempatkan petani sebagai subjek pariwisata sehingga petani dapat langsung menikmati hasil pariwisata di pedesaan,” jelasnya.

Kata dia, kebun pisang di Desa Taro itu juga akan ditumpangsari dengan tanaman terong ataupun cabai untuk meningkatkan pendapatan petani. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago