Categories: Bali

Jadi Idola Pusat, Siapkan Ratusan Juta Rupiah untuk Mesin TOSS

SEMARAPURA – Pemkab Klungkung banyak menerima penghargaan dari berbagai program inovatifnya, salah satunya adalah Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) yang kini sedang hangat dibicarakan di tingkat nasional.

Saking penasarannya dengan sistem pengolahan sampai ini, Pemkab Klungkung banyak menerima tamu dari pemerintah pusat dan daerah lainnya.

Meski banyak mendapat perhatian, program ini belum mampu mengatasi permasalahan sampah di Kabupaten Klungkung.

Bahkan Klungkung masih tercatat membuang sampahnya ke TPA Suwung, Denpasar sekitar 3-4 truk per hari.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Klungkung, Anak Agung Kirana, hal itu terjadi lantaran

pihaknya masih terkendala peralatan pengolahan sampah seperti mesin pencacah dan pelet yang harganya mencapai puluhan juta per unitnya.

“Kami terkendala mesin pengolahan sampai. Mesin secara bertahap kami akan beli,” ujarnya. Dijelaskannya, masyarakat perkotaan setiap harinya memproduksi sampah 12-13 truk per hari.

Dengan jumlah sampah sebanyak itu, pihaknya mengaku membutuhkan mesin pencacah sebanyak 10 unit, begitu juga dengan mesin pelet.

Namun hingga saat ini di TOSS Sente, Kecamatan Dawan yang merupakan tempat sampah-sampah perkotaan itu diolah baru memiliki 4 unit mesin pencacah dan satu unit mesin pelet.

Sehingga sampah-sampah yang dibawa ke TOSS Sente tidak bisa sekaligus diolah. “Jadi sampah-sampah itu tertumpuk di sana dan akan diolah secara bertahap.

Itu sebabnya kami masih membuang sampah ke TPA Suwung sekitar 3-4 truk per hari. Sampah yang kami buang ke TPA Suwung berupa residu,” terangnya.

Untuk bisa mengolah belasan truk sampah per hari itu dengan lancar, pihaknya mengaku akan menambah sebanyak 8 unit mesin pencacah, dan 7 mesin pelet di tahun 2019 ini.

Satu mesin pencacah bisa mencacah sebanyak satu ton sampah hasil peyemisasi per jamnya. Sementara mesin pelet, bisa memproses sampah sebanyak satu ton per jamnya.

“Untuk mesin-mesin ini telah dianggarkan di tahun 2019. Harga mesin pelet Rp 92 juta per unitnya. Sementara mesin pencacah harganya mencapai Rp 60 juta per unitnya. Mesin-mesin itu kira-kira bisa bekerja selama 10 jam,” bebernya.

Sementara untuk di pedesaan, dari 53 desa yang ada di Kabupaten Klungkung, baru ada sebanyak 12 desa yang sudah memiliki TOSS.

Adapun seluruh desa di Klungkung ditargetkan telah memiliki TOSS atau bisa mengolah sampahnya secara mandiri di tahun 2020. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago