Categories: Bali

Diam-Diam Bakal Lahan Bandara Buleleng Sudah Disewa Sejak 1990

KUBUTAMBAHAN – Lahan seluas 450 hektar yang rencananya akan digunakan untuk pembangunan Bandara Buleleng, rupanya telah disewa. Bahkan  pihak ketiga telah menyewa selama 100 tahun.

 

Dari total lahan seluas 450 hektar milik Desa Pekraman Kubutambahan yang membentang mulai dari Desa Kubutambahan hingga Desa Bukti dan terletak persis di sebelah selatan Jalan Raya Singaraja-Amlapura,  itu 370 hektar diantaranya telah disewa mulai tahun 1990 dan baru berakhir kontrak hingga 2090 mendatang.

 

Selaku penyewa adalah PT Pinang Propertindo.

 

Kelian Desa Pakraman Kubutambahan, Jro Pasek Ketut Warkadea membenarkan hal tersebut.

 

Menurut Warkadea, lahan itu sudah disewa sejak tahun 1990 silam.

 

Lahan dikontrak dalam jangka panjang hingga 2090 mendatang.

 

Ia pun tak menampik jika lahan yang dimaksud akan dijadikan lokasi pembangunan bandara.

 

Warkadea mengaku sudah ada pembicaraan terkait lahan tersebut.

 

“Kemarin sudah dibicarakan dengan pak gubernur. Investor yang menyewa juga diundang,” kata Warkadea.

 

Secara umum masalah lahan itu dianggap sudah klir. Pihak penyewa siap melepas lahan itu.

 

Nantinya akan ada proses ganti rugi. Pemerintah disebut akan menunjuk tim appraisal yang menilai kelayan ganti rugi yang akan diberikan pada perusahaan.

 

“Perusahaan juga sudah siap buat pernyataan, selama ada ganti rugi sewa. Bagaimana skemanya, itu urusan investor. Kalau tidak salah ada opsi sharing dan tanam saham juga,” jelas Warkadea.

 

Sementara di sisi lain, Gubernur Bali Wayan Koster saat Forum Konsultasi Publik di Lovina, Selasa (18/12) lalu juga sempat menyinggung masalah ini.

 

“Kita akan join dengan pihak yang menyewa tanah itu. Sudah ada pembicaraan. Haknya mau kita ambil alih, akan dikembalikan pada masyarakat,” ujar Koster.

 

Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Perhubungan menggelar Forum Konsultasi Publik terkait pembangunan bandara di Kabupaten Buleleng, Selasa lalu.

Dalam forum itu terungkap bahwa bandara akan dibangun di areal darat. Rencananya kondisi eksisting runway akan berada pada koordinat 805’6.407” Lintang Selatan-115010’11.089” Bujur Timur sampai 804’54.107” Lintang Selatan-115012’19.809” Bujur Timur.

Dalam forum tersebut juga disepakati bahwa pembangunan akan dilakukan lewat skema Kerjasama Pemerintah-Badan Usaha (KPBU).

Artinya, Kementerian Perhubungan akan menjadi inisiator pembangunan bandara tersebut.

Keputusan itu sekaligus mengubur peluang sejumlah investor yang selama ini berkeinginan membangun bandara dengan 100 persen dana swasta. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago