Categories: Bali

Mulai Punah, Rumah Panggung Loloan Diusulkan Jadi Cagar Budaya

NEGARA –Banyaknya rumah panggung di Kelurahan Loloan Barat dan Loloan Timur yang diperjualbelikan membuat jumlah rumah adat di kawasan Bali Barat menjadi langka.

Bahkan dari tahun ke tahun, rumah adat yang berumur ratusan tahun ini jumlahnya terus menurun.  

Seperti dibenarkan salah satu tokoh pemuda yang juga Kepala Lingkungan Kelurahan Loloan Timur Mustahidin. Ditemui, Selasa (5/2) ia membenarkan dengan terus menurunnya jumlah rumah adat khas Loloan.

Menurutnya, ada banyak factor dengan makin langkanya rumah berbahan dasar kayu itu.

Selain akibat rapuh, rusak dan sengaja diganti dengan bangunan rumah modern, penurunan jumlah rumah panggung di Loloan juga karena banyak yang diperjualbelikan

“Banyak yang sudah diperjualbelikan dan dijadikan vila di sejumlah wilayah di Bali,”terangnya.

Bahkan dari hasil pendataan terakhir, jumlah rumah panggung tersisa sekitar 80 unit. “Setiap tahun terus berkurang rata-rata 5 unit rumah. Kalau dulu ada ratusan rumah, karena hampir semua rumah bangunannya rumah panggung,” ujar Mustahidin.

 Untuk itu, dengan terus berkurangnya jumlah rumah panggung, ia mengusulkan agar rumah panggung di Loloan (Barat dan Timur) menjadi salah satu cagar budaya di Jembrana.

“Dengan menjadikan rumah panggung sebagai cagar budaya, maka antara warga dan pemerintah bisa saling menjaga keberadaan rumah panggung,”tandasnya.

Apalagi kata Mustahidin, dengan usulan itu, maka kelestarian budaya di Loloan Timur dan Barat yang kental dengan adat melayu ini bisa terjaga dan lestari. “Apalagi sering digelar kegiatan seperti festival buaya setiap tahun,”tukasnya.

Sementara itu, atas adanya usulan itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Jembrana Nengah Alit dikonfirmasi terpisah mengatakan, tahun ini sudah menganggarkan anggaran untuk kegiatan festival Loloan Timur yang dilaksanakan setiap tahun.

Pihaknya mendukung setiap kegiatan pelestarian budaya termasuk melestarikan rumah panggung di Jembrana sebagai salah satu warisan budaya di Jembrana.

Menurutnya, selain untuk mempertahankan budaya Loloan Timur dan Loloan Barat yang kental dengan budaya melayu, merupakan potensi besar sebagai salah satu daya tarik wisata di Jembrana. “Sebagai langkah awal, kami support kegiatannya. Harapannya, budaya Loloan tetap lestari,” tukasnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago