mimih-talang-air-rusak-petani-begadang-sampai-pagi-demi-dapat-air
SEMARAPURA – Sampai saat ini petani di Kabupaten Klungkung masih menghadapi masalah air yang begitu pelik.
Tidak jarang mereka haru begadang dari malam hingga pagi demi sawahnya bisa teraliri air sehingga dapat bercocok tanam dengan baik.
Salah satu penyebab sulitnya petani mendapatkan air yang cukup untuk mengairi sawahnya, yakni akibat saluran irigasi yang mengalami kerusakan sehingga mempengaruhi debit air.
Namun karena keterbatasan anggaran, hanya tiga usulan rehabilitasi daerah irigasi (DI) dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Pemukiman (PU-PRKP) Klungkung yang akan direalisasikan tahun ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Pemukiman (PU-PRKP) Klungkung AA Gde Lesman, kemarin mengungkapkan, Dinas PU-PRKP Klungkung memiliki wewenang terhadap 21 DI dengan panjang 94 kilometer.
Adapun puluhan DI ini mengaliri sekitar 2.306 hektare lahan pertanian. “Tidak semuanya dalam kondisi baik. Ada yang rusak sedang dan ringan,” katanya.
Untuk perbaikan DI yang mengalami kerusakan, menurutnya, Dinas PU-PRKP Klungkung hanya bisa mengandalkan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Di tahun 2019 ini, Dinas PU-PRKP Klungkung mengusulkan sebanyak 6 DI yang mesti diperbaiki tahun ini dengan total anggaran sebesar Rp 5,6 miliar.
Yaitu DI Timuhun, Sengkiding, Tegehan, Aan Dangin Desa, Jero Kuta Kawan dan Aan Dauh Desa.
Hanya saja anggaran yang disetujui hanya sebesar Rp 3,6 miliar sehingga ada beberapa usulan yang tidak bisa direalisasikan tahun ini.
“Kami akhirnya harus melakukan sesuai skala prioritas,” ujarnya. Akhirnya dengan DAK 2019 sebesar Rp 3,6 miliar itu, usulan rehabilitasi DI Timuhun, Sengkiding dan Tegehan yang akan direalisasikan tahun ini.
Untuk DI Timuhun, rencananya akan dilakukan rehabilitasi sepanjang 616 meter dengan pagu anggaran sebesar Rp 1,5 miliar.
Kemudian DI Sengkiding rencananya akan dilakukan rehabilitasi sepanjang 547 meter dengan pagu anggaran sebesar Rp 1,04 miliar.
Di Tegehan rencananya akan dilakukan rehabilitasi sepanjang 729 meter dengan pagu anggaran sebesar Rp 1,034 miliar.
“Untuk DI Timuhun ini mengairi 97 hektare sawah. DI Sengkiding 39 hektare dan DI Tegehan mengaliri 55 hektare,” bebernya.
Dipilihnya tiga DI itu untuk dilakukan rehabilitasi tahun ini lantaran kondisinya banyak yang sudah rusak, bahkan air mulai keluar dari saluran irigasi tersebut.
Sehingga kondisi itu mulai mempengaruhi volume air. Sampai-sampai petani harus begadang dari malam hingga pagi gar bisa mendapatkan air untuk sawahnya.
“Di Sengkiding itu talangnya banyak yang bocor sehingga dipakai talang seng. Kekeringan sih tidak, namun petani harus begadang
agar sawahnya bisa mendapat air. Sudah tender dan rencananya 31 Mei ini pengumuman pemenang,” ujarnya.
Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…
Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…
kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.
Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024
Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…
Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…