Categories: Bali

Temukan Artefak dan Pecahan Gerabah Kuno Berusia 2500 Tahun

Sempat tertunda beberapa waktu lalu.

Akhirnya para arkeolog di Balai Arkeologi Bali kembali melakukan penelitian dengan menggali lahan yang diduga tersimpan sebuah situs kuno berada di Bukit Tanjung Ser, Desa Pemuteran, Gerogak, Buleleng

 

JULIADI, Buleleng

 

Tak hanya para arkeolog, saat penggalian di Bukit tanjung Ser, para peneliti tampak melibatkanDinas Pariwisata Buleleng, Kampus Undiksha dan masyarakat lokal.

“Kami baru temukan artepak pecahan gerabah (peralatan memasak) zaman dahulu,” kata Wayan Suantika Ketua Tim Penggalian Situs Tanjung Ser, Pemueteran  2019 dari Balai Arkeologi Bali.   

Menurutnya, dasar dilakukan penelitian kembali di situs Tanjung Ser Pemuteran, karena survey yang dilakukan oleh pihak Balai Akeolog Bali pada tahun 2000 dengan menemukan dua buah arca dewai dan arca nadhi yang sekarang arca tersebut masih tersimpan di areal Pura Bukit Celedu, Desa Pemuteran.  

“Kemudian barulah dilakukan penggalian pada tahun 2001 di sebuah lahan yang ditanami jagung dan kami temukan beberapa benda-benda pecahan gerabah dan keramik,” terang Wayan Suantika.

Dia pun mengakui saat dilakukan penelitian di situs Tanjung Ser Pemuteran memang sempat tertunda.

Alasannya karena banyak arkeolog  sedang sibuk melakukan penelitian di luar Bali. Sehingga penelitian kembali dilanjutkan kembali pada tahun 2018 dan tahun 2019.  

Pihaknya sudah menggali dengan kedalam 75 cm pada satu kotak. Selain itu penggalian harus berhati-hati dilakukan menginggat banyaknya ditemukan pecahan gerabah dengan hiasan dan keramik.

Sehingga tidak diperbolehkan menggunakan cakul sembarangan.

“Dari gerabah dan keramik yang kami temukan. Belum dapat kami indentifikasi usai. Karena harus diteliti kembali.

Namun dari pecahan-pecahan gerabah yang kami temukan adanya bukti kehidupan manusia pada masa lalu,” ungkapnya.

Melihat bentuk dan pecahan gerabah yang pihaknya temukan.

Suantika menduga usai gerabah sekitar 2500 tahun yang lalu. Artinya pecahan gerabah itu sudah ada pada zaman pra sejarah.

“Penelitian ini kami akan lakukan sampai 30 Mei mendatang sehingga hasil dari penelitian masih kami kumpulkan. Barulah dilakukan analisis pengujian,” pungkasnya. 

 

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago