Categories: Bali

FAKTA MIRIS! Separuh Lebih Hutan Produksi di Jembrana Bali Gundul

NEGARA – Kondisi hutan di Jembrana kondisinya sudah memprihatinkan. Separuh lebih hutan, terutama di wilayah hutan produksi sudah gundul karena maraknya perambahan hutan.

Hutan yang dulu rimbun dengan kayu hutan berganti menjadi perkebunan pisang dan tanaman musiman.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Jembrana Ketut Suastika, saat mengecek kondisi hutan di wilayah Sombang, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jumat (20/12).

Menurutnya, pengecekan kondisi hutan bersama sejumlah anggota dari Komisi II DPRD Jembrana tersebut untuk melihat langsung kondisi hutan yang selama ini sering disampaikan

masyarakat bahwa hutan saat ini sudah gundul, sehingga berdampak pada kekeringan saat kemarau dan banjir ketika musim hujan.

“Karena dampak yang paling merasakan masyarakat, terutama sekitar hutan,” terangnya. Dari pengecekan yang dilakukan, pihaknya melihat kondisi hutan yang memang sudah gundul.

Berdasar keterangan dari pihak kehutanan, dari luas hutan produksi 383 hektare dan hutan lindung 299 hektare sudah hampir tiga perempat hutan rusak dan gundul.

Perambahan hutan tersebut, tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. Tepatnya, saat reformasi 1998, dimana pembalakan dan perambahan hutan merajalela.

Khusus di wilayah hutan produksi, masyarakat sebenarnya diberi hak untuk mengelola dengan menanam tanaman yang bisa bermanfaat dan bernilai ekonomi.

Namun, dengan catatan pohon besar di hutan tidak dibabat, warga boleh menanam dibawahnya. “Kalau pembalakan liar itu tidak dihentikan, hutan akan habis,” tandasnya.

Pengecekan hutan yang dilakukan tersebut, sekaligus untuk survei lokasi yang akan direboisasi bersama TNI, Polri, KPH Bali Barat dan masyarakat pengawen, serta sejumlah komunitas.

Sebanyak 10 ribu bibit pohon trembesi, mahoni, bibit buah, mengkudu, sirsak, boni, taep dan pohon buah lainnya sudah disiapkan untuk reboisasi yang akan dilakukan pada 19 Januari mendatang.

“Kami ingin mengembalikan hutan sesuai dengan fungsinya untuk menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan alam sesuai konsep tri hita karana. Masyarakat kami ajak untuk bergabung,” terangnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago