Categories: Bali

Cegah Banjir, Mandeg Sebulan Lebih, DAS Tiingtali Kembali Dikeruk

SINGARAJA  – Setelah sebulan lebih terhenti, pekerjaan normalisasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Tiingtali berlanjut lagi.

Kali ini jalur yang dinormalisasi terletak di Banjar Dinas Seraya, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng.

DAS Tiingtali sebenarnya salah satu aliran sungai yang cukup besar di Kabupaten Buleleng. Bagian hulu aliran sungai ini berada di Desa Panji, Kecamatan Sukasada. 

Sementara bagian hilir berada di Desa Baktiseraga. Sebenarnya proses normalisasi di DAS Baktiseraga sudah berjalan sejak dua bulan terakhir. 

Hanya saja, sejak sebulan lalu, pekerjaan normalisasi terhenti. Kemarin (22/12), pekerjaan normalisasi terlihat kembali berlanjut.

Sebuah ekskavator dikerahkan untuk mengeruk aliran sungai di Banjar Dinas Seraya. Lokasinya tak jauh dari Balai Banjar Dinas Seraya. 

Sedimentasi yang dikeruk pun cukup dalam. Mencapai satu meter. Perbekel Baktiseraga Gusti Putu Armada mengatakan, pekerjaan normalisasi itu memang baru dikerjakan kembali. 

Sebab perlu dilakukan normalisasi sodetan yang membentang di Jalan Laksamana, Desa Baktiseraga. Sodetan itu terletak tepat di sebelah barat Balai Banjar Dinas Seraya.

“Kalau dulu sodetannya itu sempit sekali. Sekarang sudah lebih besar dengan diameter 1,5×1,5 meter. Setelah sodetan selesai, langsung dikerjakan normalisasi,” kata Armada.

Menurutnya, ada sejumlah pekerjaan yang muncul di DAS Tiingtali. Di antaranya pembuatan sodetan di wilayah Banjar Dinas Seraya, pembuatan sodetan di Banjar Dinas Galiran, dan normalisasi di sepanjang Jalan Laksamana. 

Armada menyebut, pekerjaan normalisasi cukup penting. “Endapannya tebal sekali. kalau di Galiran itu, endepannya antara 1,5 meter sampai 2 meter. 

Sisanya itu hanya 20 centimeter. Seingat saya, sejak saya kecil sampai sekarang saya umur 50 tahun, memang belum pernah dikeruk,” katanya.

Lebih lanjut Armada mengatakan, setelah normalisasi tuntas, pihaknya akan mengumpulkan warga dan pemilik badan usaha yang berada di sekitar DAS Tiingtali. 

Mereka diminta tak menutup aliran sungai, menggunakan beton. “Kami sarankan pakai besi saja. Supaya gampang melakukan pembersihan. 

Terutama kalau ada kayu-kayu gelondongan hanyut. Kalau kemarin-kemarin ini kan nggak bisa bersih sama sekali, karena sudah nyangkut di bawah beton,” tandasnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago