Categories: Bali

Sepekan Lebih Tak Melaut, Isi Waktu dengan Servis Jaring

SINGARAJA – Cuaca buruk dengan angin kencang yang terjadi disejumlah wilayah Buleleng berdampak terhadap aktivitas nelayan di laut.

Di Buleleng sejumlah nelayan yang tergabung dalam kelompok nelayan Taruna Samudra di Pantai Anturan, Banjar Dinas Munduk, Desa  Anturan memilih libur melaut.

Selain itu para nelayan juga mengevakuasi perahu mereka dari bibir pantai untuk ditambatkan di daratan. Takut perahu mereka rusak karena dihempas ombak.

“Sudah sepekan kami tidak melaut bersama para nelayan lainnya. Akibat dari cuaca buruk dengan angin kencang dan gelombang laut. Kami lebih baik libur dulu, ketimbang mencari resiko,” aku nelayan Pantai Anturan Kadek Mare.

Dikatakan nelayan berusia 42 tahun, pergi melaut bukan asal jalan begitu saja dan harus mendapatkan tangkapan ikan. Dia bersama nelayan lainnya tetap mempertimbangkan kondisi cuaca.

Berbeda dengan bekerja di darat, kecil resiko kecelakaan. Sementara dilaut resiko lebih besar. Apalagi seperti sekarang gelombang laut tinggi.

“Ini dipesisir sudah keras ombak, kalau ditengah dengan jarak 100 meter dari bibir pantai gelombang laut bisa mencapai dua atau tiga meter. Bahkan gelombang laut bisa meningkat,” ungkapnya.

Menurut Kadek Mare, selama tidak melaut dan menunggu cuaca normal, sebagian besar nelayan mengisi waktu luang dengan membersihkan atau memperbaiki kapal serta jaring ikan.

Selain itu, ada pula nelayan yang beraktivitas menangkap ikan di sungai-sungai terdekat untuk bertahan hidup.

“Sebenarnya ada pekerjaan lain bagi nelayan mengantar tamu lihat lumba-lumba (Dolpin). Tamu terus ada, namun karena gelombang tinggi, sehingga tak mampu mengantar,” ucapnya.

Kadek Mare mengaku, akibat cuaca buruk membuat penghasilan sejumlah nelayan menurun. Jika sebelumnya dalam sekali melaut bisa mendapatkan hasil hingga 15 sampai 30 kilogram ikan, namun kali ini sepi. 

Turun pendapatan sehari-hari dengan terpaksa harus mencari pinjam uang lebih dulu di LPD Desa atau Koperasi untuk menyiasati kebutuhan hidup sehari-hari.

“Nanti kalau sudah cuaca normal dan dapat melaut baru pinjaman dari LPD saya cicil untuk dikembalikan,” ungkapnya.

Hal yang sama juga dikatakan Putu Suartana. Menurutnya, cuaca tak menentu dan cenderung buruk ini sudah terjadi sejak beberapa pekan terakhir.

Kondisi cuaca seperti ini membuat mayoritas nelayan tidak berani melaut. “Cuaca buruk serta gelombang tinggi bisa datang tiba-tiba, terutama pada pagi, sore dan malam hari,” katanya.

Dia memperkirakan cuaca buruk akan terjadi hingga bulan Maret mendatang.  Musim ini memang paceklik bagi nelayan. Full selama tiga bulan dari Januari sampai Februari, tak melaut.

Kendati tidak melaut, Suartana mengisi waktunya dengan memperbaiki jarang tangkapnya dan perahu milik.

“Ketimbang bengong dan tak ada pekerjaan ini yang kami lakukan sehari-hari, sembari ada pekerjaan lain datang,” ujarnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: cuaca buruk

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago