Categories: Bali

Demam Berdarah Telan Korban Jiwa, Warga Diminta Berantas Mandiri

SINGARAJA – Warga di Kabupaten Buleleng, diminta melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah.

Prosedur fogging atau pengasapan, dianggap bukan solusi permanen. Upaya itu justru berpotensi membuat nyamuk menjadi kebal.

Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra, menyusul kasus demam berdarah yang menelan korban jiwa di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada.

Sutjidra menilai upaya PSN menjadi solusi paling efektif untuk mengantisipasi penyebaran demam berdarah.

Sutjidra mengaku dirinya sudah menerima laporan korban jiwa akibat demam berdarah di Buleleng. Kasus itu sekaligus menjadi kasus pertama yang terjadi di Buleleng, sepanjang tahun 2020 ini.

Pria yang juga dokter kandungan itu mengaku telah menginstruksikan seluruh staf di puskesmas, melakukan upaya pencegahan.

Petugas surveillance juga dihimbau meningkatan pengawasan terhadap lokasi-lokasi yang rentan menjadi sarang nyamuk.

“Dengan kondisi peralihan musim begini, trendnya pasti meningkat. Kami sudah himbau agar dilakukan PSN. Masyarakat juga harus lakukan PSN mandiri. Perhatikan halaman dan areal rumah yang tergenang air,” kata Sutjidra.

Menurutnya, nyamuk aedes aegypty yang menjadi penyebar demam berdarah, sangat menyukai air bersih yang tergenang.

Genangan air bersih ini bisa saja berada di pot tanaman, barang bekas, bahkan di bak penampungan dispenser.

“Ini yang harus diperhatikan. Nyamuk aedes itu sukanya bersarang di air bersih yang tergenang. Pencegahan yang paling spesifik dan efektif itu PSN.

Ini tidak bisa dibebankan pada pemerintah saja. Masyarakat juga harus berpartisipasi,” imbuhnya.

Disisi lain, permintaan melakukan fogging meningkat, seiring dengan tumbuhnya kasus demam berdarah di Buleleng.

Namun, pemerintah tidak bisa memenuhi seluruh permintaan tersebut. Upaya pengasapan hanya dilakukan secara selektif, apabila benar-benar ditemukan kasus positif demam berdarah.

“Kalau (fogging) dilakukan massal, justru membahayakan. Karena ini akan membuat spesies nyamuk jadi lebih tahan pada desinfektan.

Selain itu, ini juga kan kurang efektif membunuh jentik. Karena demam berdarah, justru yang berbahaya itu jentiknya,” tukas Sutjidra.

Sekadar diketahui, kasus demam berdarah menelan korban jiwa di Buleleng. Ketut Supartini, 53, warga Banjar Dinas Ambengan, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, meninggal karena mengalami demam berdarah.

Korban meninggal pada Sabtu (1/2) lalu, setelah sempat dirawat di RSU KDH-Bros Buleleng. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago