Categories: Bali

Dua Banjar di Nusa Penida Kampanyekan Jangan Takut Makan Daging Babi

SEMARAPURA – Puluhan warga Banjar Gelagah dan Behu, Desa Bunga Mekar, Kecamatan Nusa Penida menggelar acara Mekaronan atau makan bersama dengan lauk dari berbagai olahan daging babi di Banjar Behu, Sabtu (8/2).

Kegiatan itu digelar untuk mengkampanyekan kepada masyarakat bahwa babi di Kecamatan Nusa Penida hingga saat ini masih aman dari wabah virus African Swine Fever (ASF).

Sehingga masyarakat diharapkan tidak khawatir dalam mengonsumsi dagang babi.

Panitia kegiatan I Nengah Dharmawan menuturkan, babi di sejumlah kabupaten di Bali banyak yang telah mati dan diduga akibat terinfeksi virus ASF.

Kondisi itupun membuat masyarakat mulai khawatir untuk mengonsumsi daging babi.

“Dan ini membuat harga babi anjlok. Meski sebenarnya virus tersebut tidak menginfeksi manusia ketika daging dimasak dengan benar dan matang,” katanya.

Melihat dampak dari hal tersebut, menurutnya penting bagi warga Banjar Gelagah yang berjumlah 40 KKdan Banjar Behu yang berjumlah 44 KK untuk mengkampanyekan bahwa babi di Kecamatan Nusa Penida hingga saat ini bebas wabah ASF.

Dan sangat kecil potensinya untuk mewabah di Nusa Penida, mengingat Telur Emas Bali itu merupakan wilayah kepulauan.

“Harga daging babi di Nusa Penida masih normal, yakni berkisar Rp 40 ribu per kilogram. Meski begitu, kampanye bahwa babi di Nusa Penida tidak terjangkit virus ASF penting untuk dilakukan agar masyarakat tidak khawatir. Jadi sebagai langkah antisipasi, jangan sampai harga daging babi di Nusa Penida juga berpengaruh,” terangnya.

Adapun bentuk kampanye puluhan warga tersebut, yakni dengan menggelar acara Mekaronan atau makan bersama, Sabtu (8/2).

Dalam acara Mekaronan tersebut, lauk yang dihidangkan adalah berbagai olahan dari daging babi. Seperti sate lilit, sate tusuk, tim babi, sayur ares, dan urutan.

“Berbagai olahan makanan itu menggunakan daging babi sebanyak 200 kilogram. Di mana ratusan kilogram daging babi itu didapat dari swadaya warga di Banjar Gelagah dan Banjar Behu,” ujarnya.

Pihaknya berharap dengan adanya kegiatan tersebut, masyarakat luas tahu bahwa wabah virus tersebut tidak sampai ke Kecamatan Nusa Penida pada utamanya. Sehingga masyarakat diharapkan tidak khawatir untuk mengonsumsi daging babi.

 Mengingat kekhawatiran masyarakat tersebut dapat mempengaruhi harga daging babi. “Setiap kepala keluarga di Nusa Penida memiliki minimal satu ekor babi. Itu dipelihara para ibu-ibu untuk membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Semoga wabah itu tidak sampai ke Nusa Penida,” tukasnya

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago