Categories: Bali

Sejumlah Desa di Buleleng Tunda “Pujawali” Saat “Purnama Kedasa”

SINGARAJA – Sejumlah desa adat di Kabupaten Buleleng, kini memilih menunda pelaksanaan upacara yang akan dilaksanakan pada purnama kedasa.

Sedianya pada purnama kedasa yang jatuh pada rahina anggara beteng merakih, Selasa (7/4) mendatang, beberapa desa adat akan melaksanakan upacara melasti maupun pujawali di pura-pura.

Bendesa Madya Majelis Desa Adat (MDA) Buleleng Dewa Putu Budarsa mengatakan, hingga kemarin MDA belum mengeluarkan edaran terkait ritual yang dilaksanakan pada purnama kedasa mendatang.

Namun, sudah banyak desa adat yang berkonsultasi dan menyampaikan akan menunda pelaksanaan ritual.

Untuk pelaksanaan upacara melasti, misalnya. Beberapa desa adat memang baru melaksanakan upacara melasti pada purnama kedasa mendatang.

Sebut saja Desa Adat Tejakula, Desa Adat Kubutambahan, serta Desa Adat Buleleng. “Banyak yang sudah konsultasi dan mereka banyak yang tidak melaksanakan.

Artinya mepamit untuk sementara waktu, sekaligus ngaturang guru piduka karena tidak bisa melaksanakan melasti saat purnama kedasa tahun ini.

Seperti Desa Adat Buleleng, Desa Adat Kubutambahan, dan Desa Adat Sari Besikan itu sudah ada permakluman kalau melasti tidak dilaksanakan,” kata Budarsa saat dihubungi kemarin.

Selain itu untuk desa-desa maupun pengempon pura yang hendak melaksanakan upacara pujawali, dihimbau untuk tidak melaksanakan pujawali lebih dulu.

Solusinya, desa adat maupun pengempon pura menghaturkan banten piuning yang dilanjutkan dengan banten guru piduka. Sebagai pertanda tidak bisa melaksanakan upacara pujawali di tahun ini.

“Nanti yang ngaturang banten cukup prajuru, serati banten, dan pemangku saja. Setelah ngaturang piuning, dilanjutkan dengan ngaturang guru piduka, sebagai tanda permohonan

maaf karena tidak bisa melaksanakan pujawali tahun ini karena kondisi kaberebehan jagat. Nanti bisa dilaksanakan saat purnama kedasa berikutnya,” imbuh Budarsa.

Disisi lain, MDA Buleleng menghimbau masyarakat juga melaksanakan upacara nunas ica seperti yang disampaikan Dinas Pemajuan Masyarakat Adat.

Di antaranya menghaturkan nasi wong-wongan di lebuh pekarangan pada pukul 18.00 pada Kamis (2/4). Sementara untuk di merajan atau sanggah keluarga menghaturkan banten pejati yang dilengkapi bungkak gadang atau bungkak gading.

Khusus di Pura Kahyangan Tiga, dihaturkan banten pejati pada Kamis (2/4) hingga Selasa (7/4) pekan depan. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago