Categories: Bali

Angka Kematian di Gianyar Tinggi, Dominan Sakit Paru & Pendarahan Otak

GIANYAR – Kasus kematian di Kabupaten Gianyar pada 2020 ini didomimasi penyakit paru dan pendarahan otak.

Data tersebut dihimpun dari data kematian di RSUD Sanjiwani Gianyar. Menurut RSUD Sanjiwani, selama Januari-Maret 2020, kematian di Gianyar mencapai 82 orang.

Humas RSUD Sanjiwani Ida Bagus Punarbawa, membeberkan diagnosa akibat kematian di Gianyar beragam.

Terbanyak adalah kasus penyakit paru sebanyak 6 kasus, kemudian pendarahan otak sebanyak 6 kasus.

Selanjutnya penyakit akibat bakteri dalam darah mencapai 3 kasus. Sedangkan, kasus gagal ginjal stadium 5 mencapai 2 kasus. Sisanya sebanyak 63, terdiri dari beragam kasus.

Sedangkan, data dari laporan pencatatan kematian di Catatan Sipil Provinsi Bali, jumlah kematian di Gianyar hampir 1.000 jiwa.

Pada Januari-Maret 2020, angka kematian mencapai 996 oranng. Dengan rincian pada Januari kematian mencapai 395, pada Februari mencapai 241 dan pada Maret mencapai 315.

Mengenai tingginya angka kematian itu, Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ida Ayu Cahyani, mengaku belum mengetahui.

Bahkan, pihaknya tidak mengetahui apa yang menjadi sebab kematian masyarakat Gianyar. “Maaf saya tunda menjawab, karena harus lihat data dulu,” ujarnya.

Kata dia, angka kematian yang ada di data itu biasanya bukan jumlah absolutnya. “Tapi berdasarkan crude death rate, angka dibagi penduduk,” jelasnya.

Lanjut dia, angka kematian yang menjadi indikator di Kesehatan adalah kematian bayi dan kematian ibu. “Untuk kematian kasar, sumbernya BPS (Badan Pusat Statistik, red),” terangnya.

Yang jelas, kata dia, dari Dinas Kesehatan melaporkan angka kematian bayi, ibu dan balita. “Angka kesakitan sesuai program dan indikator kesehatan, serta usia harapan hidup,” bebernya.

Peran untuk meningkatkan harapan hidup, salah satunya melalui Posyandu. “Posyandu sangat berperan membudayakan gerakan hidup bersih dan sehat,” ungkapnya.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Gianyar, Gede Bayangkara, mengaku hanya mencatat dan mengeluarkan akta kematian saja.

Mengenai sebab kematian masyarakat Gianyar, pihaknya tidak tahu sejauh itu. “Tidak, saya tidak tahu. Yang tahu itu di Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan bekerjasama dengan Puskesmas,” ujarnya.

Kata dia, akta dibuat berdasarkan laporan masyarakat. “Saya di sini berani membuatkan akta otentik sepanjang ada laporan.

Kalau tidak ada laporan, tidak berani saya buatkan. Ya kalau benar orang mati nanti. Itu resikonya tinggi,” pungkasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago