Categories: Bali

Tradisi “Mamunjung” Tetap Lestari Meski Tengah Pandemi Covid-19

SINGARAJA – Tradisi mamunjung yang dilakukan krama di Kabupaten Buleleng, hingga kini masih lestari. Meski tengah masa pandemi, krama tetap melakukan tradisi ini.

Penerapan protokol kesehatan menjadi kunci penting bagi krama yang hendak melakukan tradisi mamunjung.

Seperti yang terlihat di Setra Desa Adat Buleleng. Puluhan krama memadati areal setra sejak pagi. Biasanya pukul 07.00 pagi, krama sudah mulai berdatangan ke areal setra.

Sebelum melakukan tradisi munjung, krama mengawali dengan persembahyangan di sanggah keluarga. Setelah itu dilakukan persembahyangan di pura dadia. Selanjutnya krama mulai mendatangi Pura Dalem Desa Adat Buleleng.

Tuntas sembahyang di Pura Dalem, krama mulai mendatangi pusara keluarga di areal setra. Apalagi lokasi Setra Desa Adat Buleleng bersebelahan dengan Pura Dalem Buleleng. 

Krama pun menghaturkan banten punjung di pusara keluarga mereka di areal setra. Terutama di pusara keluarga mereka yang belum di-aben.

Komang Sumantri misalnya. Wanita yang berasal dari Banjar Adat Pakraman Petak itu, sudah berada di areal setra sejak pukul 06.30 pagi.

Setelah tuntas persembahyangan di pura keluarga, ia bergegas ke pura dalem dan mendatangi pusara keluarganya.

“Ipar saya meninggal dua bulan lalu. Hanya mekingsan ring pertiwi saja, belum diaben. Jadinya untuk pagerwesi ini wajib bawa banten punjung.

Nanti pas di hari raya lain, seperti galuangan dan kuningan, juga sama. Selama belum di-aben, wajib bawa banten. Tapi kalau sudah ngaben, cukup di rumah saja,” kata Sumantri.

Sementara itu Bendesa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, tradisi itu sudah dilakukan secara turun temurun. Meski kini tengah masa pandemi, Sutrisna menyatakan krama tetap melaksanakan tradisi tersebut.

“Bedanya hanya sekarang protokol kesehatan itu wajib dilakukan. Seperti pakai masker, wajib cuci tangan. Itu krama sudah paham. Karena kami sudah berkali-kali melakukan sosialisasi,” ujar Sutrisna.

Lebih lanjut Sutrisna menjelaskan, tradisi munjung akan tetap dilakukan oleh krama, selama jenazah belum melalui upacara ngaben.

“Memang tantangannya dari tahun ke tahun jumlahnya makin sedikit. Tapi ada beberapa banjar adat yang masih lestari tradisi munjung.

Seperti di Banjar Jawa itu kan sampai sekarang masih banyak yang munjung,” ungkap Sutrisna. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago