Categories: Bali

Hasib Swab Pasien Berubah Dalam Sehari, Pasien Bingung, Ini Kata GTPP

GIANYAR – Pasien berinisial IMU, 57, dibuat bingung dengan hasil swab yang berubah dalam tempo sehari. Hasil swab berkop RSUP Sanglah Denpasar pada 17 Juli menunjukkan positif.

Selang sehari, 18 Juli, kembali menerima surat, namun hasilnya negatif. Menurut informasi, dalam surat yang ditandatangani oleh dokter pemeriksa pada 17 Juli, tertera pasien IMU diswab di RSUD Gianyar diterima spesimen pada 15 Juli, kemudian spesimen dikerjakan 16 Juli.

Hasilnya keluar 17 Juli positif Sars Cov-2. Selang sehari, pada 18 Juli, kembali ada surat namun beda nama dokter pemeriksa.

Di surat terbaru itu, spesimen swab diterima 16 Juli, kemudian dikerjakan 17 Juli. Lalu pada 18 Juli hasilnya negatif Sara Cov-2.

IMU dan kerabatnya dibuat bingung. Bahkan, pihak banjar adat di tempat tinggalnya pun bingung. Apakah akan dibantu sembako atau tidak.

Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Gianyar dr. Wawan mengakui hasil swab bisa saja berubah.

“Hasil berbeda memang bisa terjadi dan yang menjadi acuan adalah yang positif,” tegas dokter Wawan kemarin.

Menurut dr. Wawan, itu artinya pasien tersebut memang terpapar virus Covid-19. “Karena spesifitas pemeriksaan PCR mendekati 100 persen,

pemeriksaan hari kedua bisa negatif terjadi apabila imunitas pasien baik, sehingga kadar virus yang terdeteksi di bawah ambang batas deteksi alat,” ungkapnya.

Dr. Wawan membeberkan ada alur managemen kasus Covid-19 yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Bali.

Kasus suspect dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR positif disebut sebagai kasus konfirmasi dengan tata laksana sebagai berikut,

kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik) atau dengan gejala (simtomatik) ringan, dilakukan isolasi oleh provinsi.

Selanjutnya di tempat isolasi dilakukan tata laksana Covid-19 dan pemeriksaan RT-PCR di hari ke-3. “Bila hasil RT-PCR negatif maka masa isolasi

dinyatakan selesai dan dilanjutkan karantina mandiri di rumah masing-masing selama 7 hari,” bebernya merujuk surat edaran dari pemerintah Provinsi Bali. 

Sedangkan, bila hasil RT-PCR masih positif maka isolasi tetap dilanjutkan selama 10 hari ditambah minimal 3 hari tanpa gejala tanpa pemeriksaan PCR.

Dokter Wawan menambahkan, untuk saat ini, rapid tes masih digunakan. “Tetapi sudah tidak disarankan sebagai sarana diagnostik.

Hanya dipakai untuk screening pada populasi tertentu. Seperti pelaku perjalanan dan pasien tanpa gejala,” jelasnya.

Apabila saat rapid tes menunjukkan tanda reaktif, maka pasien harus melakukan tes lanjutan guna mengetahui apakah covid atau tidak. “Selanjutnya, akan dibuktikan dengan swab 2 kali,” pungkasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago