Categories: Bali

Petani Kelimpungan, Padi Siap Panen Terserang Walang Sangit

AMLAPURA – I Nengah Sudiana, 75, salah satu petani di Subak Belong, Banjar Geriana Kangin, Duda Utara, Selat, Karangasem harus gigit jari. Pasalnya, padi yang sudah menjelang panen rusak karena hama walang sangit.

“Sebenarnya 15 hari lagi panen,” ujar warga asal Dusun Tukad Sabuh tersebut.

Namun apa daya ribuan walang sangit keburu datang menyerbu tanaman padi miliknya. Akibatnya padi menjadi rusak karena kencing walang sangit cukup berbahaya.

Kerusakan sendiri cukup parah sehingga dirinya terancam merugi. Sudiana sendiri sudah berupaya dengan menyemprotkan obat intisida untuk mengusir sekaligus membunuh walang sangit. Namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Walang sangit tidak mati malah semakin ganas.

“Sudak kita semprot sebanyak dua kali, tidak mempan juga,” ujarnya.

Dengan kondisi padi yang rusak petani ini juga kesulitan menanggap sekaa Manyi (tukang panen padi, Red) karena mereka tukang manyi juga akan rugi dengan kwalitas padi seperti itu. Mereka tidak mau memanen karena padi puyung atau kosong. Namun demikian dirinya akan tetap berusaha untuk memanen padi tersebut sekalipun harus merugi.

Lahan sawah miliknya ini sendiri memang terlambat panen dengan lahan lainnya di subak tersebut. Ini dilakukan karena air sulit. Sehingga dia harus tanam belakangan menunggu giliran dapat air. Untuk itu dia tanam jagung terlebih dulu barulah setelah panen jagung ditanam padi.

“Kalau tanam sendiri seperti saat ini malah terserang hama walang sangit,” ujarnya.

Sementara untuk pupuk diakuinya sudah cukup karena tersedia di Subak. Saluran subak juga cukup bagus hanya saja memang sumber air yang kecil.

Sebelum kena hama walang sangit padi tersebut juga sempat diserang candang bawang. Padi mati pada bagian akarnya dan tumbuhnya menjadi kerdil dan tidak mau berbuah. Serangan ini terjadi setelah satu bulan musim tanam. Di mana batang dan daun padi diserang sehingga rusak karena diserang semacam rayap.

Saat itu petani berhasil mengatasi dengan dilakukan penyemprotan, padi pun tumbuh dengan baik. Namun kali ini serangan serangan walang sangit benar-benar fatal karena membuat padi puyung atau kosong.

Diakui untuk satu petak garapannya kalau bagus bisa menghasilkan 15 kampil. Namun dengan serangan walang sangit sekarang ini hasil panen diperkirakan jauh menurun.

Diakui serangan walang seperti ini enam bulan lalu memang ada namun tidak separah sekarang ini. Dengan kejadian ini petani pun terencam merugi. Karena hasil panen tidak sepadan dengan biaya operasional seperti sewa traktor, pupuk dan perawatan lainnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: karangasem

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago