Categories: Bali

Tunda Klinik Jantung Terpadu, Dirut RS Buleleng Sesalkan Satu Hal Ini

SINGARAJA – Direksi RSUD Buleleng memutuskan menunda pembangunan klinik Pelayanan Jantung Terpadu (PJT).

Penyebabnya Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Pemprov Bali yang dialokasikan pada RSUD Buleleng, belum ada kepastian.

Dirut RSUD Buleleng dr. Putu Arya Nugraha Sp.PD. mengatakan, RSUD sebenarnya sudah menyusun rencana pemanfaatan dana yang bersumber dari BKK.

Yakni pembangunan klinik PJT. Untuk pembangunan klinik itu, Arya menyebut rumah sakit butuh dana Rp 15 miliar hingga Rp 18 miliar.

Menurutnya, urgensi klinik PJT sangat penting. Sebab dalam 10 tahun terakhir, sejumlah penyakit terus menunjukkan tren peningkatakn.

Seperti stroke, gagal ginjal, diabetic foot, serta gagal jantung. Sayangnya pengobatan terhadap pasien gagal jantung, tidak pernah dilakukan secara paripurna di RSUD Buleleng.

Sebab keterbatasan peralatan. “Penyakit jantung itu kan harus dilakukan intervensi primer. Begitu ada gumpalan darah pada jantung,

langsung dilakukan katerisasi jantung. Jadi gumpalan itu disingkirkan, ditarung ring. Selama ini kan kami hanya lakukan terapi obat saja,” jelas Arya.

Dampaknya sejumlah pasien yang mengalami gangguan jantung, terpaksa dirujuk ke RS Sanglah Denpasar. Dalam sebulan, tak kurang dari 20 orang pasien harus dirujuk ke Denpasar.

Padahal, RSUD Buleleng sudah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup untuk melakukan pelayanan. Namun belum didukung oleh peralatan yang memadai.

“Ahli jantung ada dua orang, ahli syaraf yang sudah biasa melakukan kateter juga sudah ada. Tinggal peralatan saja. Kalau peralatan ada, kami siap menyekolahkan dokter kami dengan biaya sendiri,” imbuhnya.

Apabila klinik PJT telah berdiri, ia optimistis pelayanan medis di Bali akan semakin baik. Terlebih saat ini Buleleng sudah memiliki dukungan SDM dokter lewat berdirinya Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha.

“Karena medis ini harus selalu berpikir ke depan. Kalau tidak begitu, ya nanti warga kita berobatnya ke Singapura atau Malaysia. Bagi kami yang mendesak saat ini ya penanganan jantung terpadu ini,” demikian Arya.

Asal tahu saja BKK dari Pemprov Bali dipastikan tertunda pencairannya. Dampaknya sejumlah kegiatan turut tertunda. Salah satunya pengadaan sarana alat kesehatan di RSUD Buleleng senilai Rp 15 miliar.

Ada pula pembangunan RTH Bung Karno Tahap IV senilai Rp 19 miliar, dan pengembangan SPAM Air Sanih-Tejakula senilai Rp 15 miliar. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago