Categories: Bali

Getol Identifikasi Lontar di Masyarakat, Ini Langkah Disbud Buleleng

SINGARAJA – Dinas Kebudayaan Buleleng menggenjot proses identifikasi lontar yang ada di masyarakat.

Uniknya dalam proses identifikasi itu, Disbud menemukan beberapa lontar yang tak ada dalam koleksi Museum Lontar Gedong Kirtya.

Identifikasi lontar itu telah dilakukan sejak awal Mei lalu. Sejauh ini identifikasi lontar telah dilakukan di sejumlah desa.

Di antaranya Desa Kedis, Desa Banjarasem, Desa Banjar Tegeha, Desa Bungkulan, Desa Sulanyah, dan Desa Panji.

Tak kurang dari 40 buah lontar telah berhasil diidentifikasi. Sebagian besar diantaranya sama dengan lontar-lontar yang ada di Museum Lontar Gedong Kirtya. Lontar-lontar itu hanya dilakukan pencatatan. Meliputi identitas pemilik lontar, judul, kata kunci yang ada, dalam lontar, jumlah halaman, hingga jumlah baris juga turut dicatat.

Selain itu tim juga menemukan beberapa lontar yang tak tercantum dalam koleksi Gedong Kirtya. Yakni Lontar Usada Cetik dan Astaka Mantra yang ditemukan di Desa Kedis,

Lontar Kawisesan yang ditemukan di Desa Banjarasem, Lontar Mantra Pegambuhan dan Pengejukan Leak yang ditemukan di Desa Bungkulan,

Lontar Sastra Sanga yang ditemukan di Desa Sulanyah, serta Lontar Rarajahan dan Usada Kohkohan yang ditemukan di Desa Banjar Tegeha.

Lontar Astaka Mantra misalnya. Lontar itu berisi panduan mantra puja kepada Ida Sang Hyang Widhi.

“Isinya soal aturan memanjatkan puja dan mantra. Kapan harus dipanjatkan, sarananya apa saja, fungsi mantra itu untuk apa.

Secara garis besar, isi lontarnya seperti itu,” ungkap Kabid Cagar Budaya pada Dinas Kebudayaan Buleleng, Gede Angga Prasaja.

Menurut Angga, lontar-lontar yang tak ditemukan di Gedong Kirtya, telah dilakukan proses alih aksara. Sehingga Disbud memiliki salinan terhadap lontar tersebut. Meski salinan yang didapat sudah berupa aksara latin.

“Rencananya memang akan kami lakukan proses penyalinan. Supaya bisa menambah koleksi lontar yang ada di Kirtya. Ini masih kami upayakan, karena butuh tenaga ahli untuk proses menyalin lontar itu,” katanya.

Dalam jangka panjang, lontar-lontar di Gedong Kirtya juga akan dilakukan digitalisasi. Sehingga dapat diakses publik lewat perpustakaan digital.

Proses digitalisasi itu akan dilakukan secara bertahap mulai 2022 mendatang. Rencananya identifikasi lontar akan dilanjutkan hingga akhir Mei mendatang.

Identifikasi lontar akan menyasar sejumlah kawasan lain. Diantaranya di Desa Dencarik, Desa Banjar, Desa Bebetin, serta di Puri Kanginan. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago