RAMAH LINGKUNGAN: Tim Pengabdian Universitas Mahasaraswati komitmen wujudkan pertanian ramah lingkungan dengan sistem integrasi tanaman-ternak bebas limbah di Balifarms Kesiut, Tabanan. (IST)
TABANAN, Radar Bali- Kelompok ternak Balifarms, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan, Tabanan dihadang masalah. Antara lain menurunnya ketersediaan pakan hijau dan belum maksimalnya kualitas pakan dalam mendukung produktivitas ternak kambing. Limbah kotoran kambing belum dimanfaatkan secara optimal, baik urin maupun kotoran padat. Lahan peternakan yang luas juga belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah pertanian pada kawasan peternakan juga jadi masalah karena belum terkelola dengan baik.
Tim Pengabdian Universitas Mahasaraswati Denpasar melakukan pelatihan dan pendampingan untuk mewujudkan pertanian ramah lingkungan dengan sistem integrasi tanaman-ternak bebas limbah. Kegiatan pendampingan ini merupakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang terlaksana dengan hibah dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Kemendikbud Ristek tahun 2022. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dari Universitas Mahasaraswati Denpasar yang diketuai oleh Komang Dean Ananda dengan anggota I Gde Yudha Partama dan Dewa Gede Agung Gana Kumara dengan melibatkan 4 orang mahasiswa.
Pelatihan dan pendampingan di Balifarms berupa pembuatan rekayasa pakan kaya nutrisi (Repakansi) yaitu pakan fermentasi berbahan dasar limbah pertanian lokal. Selain itu, pelatihan dan pendampingan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik cair (POC) dan kompos dengan terlebih dahulu melakukan pemilahan kotoran kambing antara yang padat dengan urinnya, serta penyuluhan dan pendampingan konsep diversifikasi usaha ternak terpadu dengan pengaplikasian pupuk hasil olahan tersebut pada lahan demplot di area peternakan. Dengan pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan pakan dan penggunaan pupuk dari limbah kotoran kambing diharapkan dapat menjadi awal perwujudan pertanian ramah lingkungan dengan sistem integrasi tanaman-ternak bebas limbah di kawasan peternakan Balifarms.
Program kemitraan masyarakat ini menggunakan pendekatan transfer knowledge melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan, technology transfer (TT) melalui kegiatan demo plotting dan Difusi Ipteks melalui pembuatan instalasi repakansi dan pembuatan POC dan Kompos serta pemilahan kotoran padat dan urin kambing.
Dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang diselenggarakan, dihadirkan juga narasumber I Wayan Sulendra, fasilitator pertanian organik sekaligus selaku Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Manik Luwih Pertiwi Klungkung Bali tentang pengolahan limbah urin kambing menjadi Pupuk Organik Cair (POC) serta pengolahan limbah kotoran padat menjadi pupuk kompos. Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Rekayasa Pakan Kaya Nutrisi (Repakansi) disampaikan oleh Komang Dean Ananda yang diikuti oleh anggota kelompok ternak kambing Balifarms.
Untuk mendukung optimalisasi pemberdayaan kelompok ternak kambing Balifarms, Tim Pengabdian Universitas Mahasaraswati Denpasar menyerahkan fasilitas penunjang pengolahan repakansi dan pengolahan limbah kotoran kambing, serta pemasangan instalasi pemilahan kotoran kambing antara padat dan urin sehingga lebih efektif efisien dan mencapai jumlah bahan baku pupuk yang maksimal. (ken/mar)
Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…
Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…
kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.
Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024
Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…
Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…