Categories: Denpasar & Badung

Daripada Bandara, DPRD Bali Minta Proyek Shortcut Dikebut

RadarBali.com – Wacana pembangunan bandara di Buleleng selalu hilang dan muncul menjelang Pilgub Bali.

Sebagian kalangan menilai pembangunan bandara tak ubahnya kaset usang yang terus diputar berulang saat ada kepentingan tertentu.

Kalangan DPRD Bali pun mendesak pemerintah lebih realistis dalam membangun. Pemerintah diminta mengutamakan membangun shortcut atau jalan pintas di jalur Bedugul – Singaraja.

Sekretaris Komisi III DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana menegaskan, keberadaan shortcut sangat dibutuhkan sebagai infrastruktur pendukung perkembangan di Bali Utara.

Rencana 10 titik shortcut mesti segera diwujudkan mengingat saat ini pemerintah baru merencanakan dua titik shortcut, yakni titik 5 dan 6.

“Shortcut 10 titik ini harus secepatnya dilakukan. Denganmembangun infrastruktur pendukungnya sebelumnya membangun bandara,” ujar Adnyana, kemarin (12/8).

Politisi asal Busungbiu, Buleleng itu meyakini, keberadaan infrastruktur pendukung itu akan dapat menarik banyak investor ke Bali Utara.

Pasalnya, perjalanan dari Denpasar ke Buleleng yang sebelumnya memakan waktu sekitar 2,5 jam bisa disingkat menjadi 1 hingga maksimal 1,5 jam dengan adanya shortcut.

“Bila investasi berkembang, maka pemerataan Bali Selatan dan Bali Utara tentu akan bisa terwujud. Kalau memang pemerintah mengerjakan (infrastruktur pendukung), pasti tidak akan rugi,” tukasnya.

Sebelumnya, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VIII Surabaya (Jawa Timur dan Bali) telah mengetes kondisi tanah.

Pengetesan tanah dimatangkan lantaran shortcut dirancang berbentuk jembatan untuk membelah bukit berkelok.

Kondisi tanah di sepanjang jalur Singaraja selama ini memang dikenal labil. Topografi tanah bertebing rawan longsor. Beberapa kali saat hujan lebat terjadi longsor hingga memakan korban.

Kepala BBPJN Wilayah VIII, Ketut Darmawahana menjelaskan, rencana shortcut Singaraja, tes tanah yang dimatangkan fokus di lokasi 5 dan 6, dibangun dari Desa Wanagiri hingga Desa Gitgit, Sukasada dirancang berbentuk jembatan.

Shortcut 5 dan 6 membutuhkan lahan seluas 6,6 hektar. Dari pendataan yang sudah dilakukan sebelumnya, lahan shortcut ada yang dimiliki perorangan dan ada juga tanah warisan keluarga Puri Sukasada.

Untuk lahan shortcut telah dikoordinasikan dengan Pemkab Buleleng. Kabar baiknya, Pemkab setempat sudah berjanji untuk menyelesaikan seluruh pembebasan lahan.

Dikatakan, 2 shortcut yang dibangun menjadi satu itu akan dibuat sepanjang 1,2 km dalam bentuk jembatan.

Darmawahana berharap tahun ini tes tanah beres semua. “Tahun depan kami coba menganggarkan. Sementara ini anggaran yang dirancang sekitar Rp 400-an miliar,” jelas Darmawahana. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: dprd bali

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago