Categories: Denpasar & Badung

Gubernur Pastika Tuding Media Asing Pemicu Pariwisata Lesu

DENPASAR – Gubernur Bali Made Mangku Pastika untuk kali kedua memberikan penjelasan langsung kepada seluruh Konsul Jenderal (Konjen) negara asing terkait status Gunung Agung.

Tak perlu khawatir adalah kalimat yang berulangkali disebut Pastika dalam rapat khusus mulai pukul 12.21 di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Jumat (15/12) kemarin.

Alasan mendasar seruan tersebut adalah taksiran ilmiah bahwa hanya 22 dari 78 desa yang terdampak erupsi Gunung Agung.

“Bali aman dikunjungi. Yang tidak boleh dikunjungi hanya radius 8 km dari puncak gunung. Status awas hanya segitu.

Bukan seluruh Bali. Seringkali orang menyangka bahwa seluruh Bali dalam level 4 (awas). Selebihnya aman,” ucapnya.

Bahkan, ucap Pastika di 22 desa terdampak itu pun tidak sepenuhnya bahaya. Ada beberapa dusun yang aman. “Hal ini yang perlu disebarkan ke seluruh dunia agar orang tidak ragu-ragu datang ke Bali!” serunya.

Di hadapan 34 Konjen negara asing, Pastika menegaskan pemberitaan terkait aktivitas Gunung Agung banyak yang tak sesuai dengan kenyataan.

Hal tersebut terutama disebabkan oleh tidak adanya padanan kata yang pas untuk menjelaskan beberapa fenomena alam dalam bahasa asing.

“Ada beberapa istilah yang dalam bahasa Inggris jadi seram. Contoh kegempaan dalam dan kegempaan luar. Padahal itu bukan gempa, hanya getaran-gerakan dalam gunung.

Celaka tak ada istilah lain untuk mengganti istilah itu,” ungkapnya. Untuk istilah lain, Pastika mengambil contohnya letusan yang semuanya dipukul rata dengan erupsi.

Termasuk terjemahan untuk kata pengungsi yang dalam pandangan Pastika memiliki makna sama dengan pengungsi Rohingnya.

“Padahal, mereka bawa sepeda motor merk terbaru, mobil bagus. Anak-anak juga main HP terbaru di pengungsian,” jelasnya.

Pemberitaan di media, terutama media asing akhirnya tak menggambarkan kenyataan lantaran beberapa istilah yang kurang pas.

“Mungkin karena padanan bahasa yang kurang pas. Seperti kegempaan. Itu mengacu pada getaran-getaran di gunung. Bukan gempa bumi seperti yang diberitakan kebanyakan.

Atau erupsi saat ini hanya keluar asap putih atau abu. Jadi saya harap Anda semua bisa ikut meluruskan pemberitaan kepada warga Anda,” jelasnya.

Merespons hal tersebut, Pastika meminta bantuan para konjen sebagai representasi negara-negara sahabat untuk meyakinkan bahwa Bali sangat aman dikunjungi.

Pastika menyebut pariwisata merupakan bisnis besar dan kompetitor Bali memanfaatkan situasi erupsi Gunung Agung dengan melakukan propaganda.

“Translate kegempaan jadi earthquakes. Ini yang menyebabkan berita jadi bignews dan bad news,” tegasnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: gunung agung

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago