status-awas-radius-aman-gunung-agung-turun-dari-8-10-km-jadi-6-km
DENPASAR – Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan status Gunung Agung Awas.
Meski begitu, PVMBG memutuskan menurunkan batas radius aman untuk beraktivitas menjadi 6 kilometer dari sebelumnya 8 hingga 10 kilometer.
Sampai saat ini, Gunung Agung masih berada dalam fase erupsi dengan aktifitas vulkanik yang relatif tinggi dan fluktuatif.
“Berdasarkan hasil analisis data visual maupun instrumental (seismik, deformasi dan geokimia), saat ini Gunung Agung masih berada dalam fase erupsi,
aktivitas vulkanik masih relatif tinggi dan fluktuatif. Material erupsi berupa lava yang mengisi kawah, hembusan/letusan abu, dan lontaran batuan
di sekitar kawah masih terjadi,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama, Kementerian ESDM Agung Pribadi.
Volume lava di dalam kawah sekitar 20 juta meter kubik atau sekitar 1/3 dari volume kawah (60 juta meter kubik).
“Laju pertumbuhan kubah saat ini rendah sehingga untuk memenuhi volume kawah dalam waktu singkat kemungkinannya kecil,” bebernya.
Status kegempaan Gunung Agung hingga Rabu (3/1) kemarin pukul 18:00 Wita menunjukkan jumlah kegempaan dengan konten frekuensi tinggi maupun rendah.
“Hal ini mengindikasikan masih adanya tekanan dan aliran magma dari kedalaman hingga ke permukaan. Namun demikian, energi gempa saat ini belum menunjukkan trend naik yang signifikan,” jelasnya.
Data Deformasi dalam beberapa hari terakhir juga menunjukkan trend yang stagnan yang mengindikasikan belum ada peningkatan pada sumber tekanan yang signifikan.
Data geokimia terakhir menunjukkan masih adanya gas magmatik SO2 dengan flux sekitar 100-300 ton/hari.
“Perkiraan potensi bahaya saat ini berupa lontaran batu pijar, pasir, kerikil, dan hujan abu pekat juga lahar hujan. Bahaya lontaran batu, pasir, kerikil, dan abu pekat diperkirakan melanda area di dalam radius 6 km dari kawah,” katanya.
Sedangkan bahaya lahar hujan akan mengikuti lembah sungai yg berhulu dari Gunung Agung bergantung pada debit air maupun volume material erupsi.
Dengan skala erupsi pada saat ini (intermittent), maka potensi bahaya Awan Panas kemungkinannya masih relatif kecil.
Selain karena pertumbuhan lava yang melambat untuk memenuhi isi kawah, kemungkinan lain yaitu untuk mendobrak kubah lava menjadi awan panas diperlukan pembangunan tekanan yang cukup besar.
Sementara pembangunan tekanan hingga hari ini belum menunjukkan pola peningkatan yang signifikan.
Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…
Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…
kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.
Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024
Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…
Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…