Categories: Denpasar & Badung

Buang Limbah ke Pantai Sindu, Jalur Pipa Pembuangan Ganggu Wisatawan

DENPASAR – Aktivitas di Pantai Sindu, Sanur, Denpasar Selatan, Rabu (25/4) siang tampak seperti biasanya.

Sejumlah wisatawan asing tampak antusias mencoba jet ski, sebagian lagi asyik berenang. Namun, keasyikan mereka sedikit terganggu dengan adanya benda dari beton yang melintang dan menjorok masuk ke dalam laut.

Panjang pipa yang masuk ke dalam air laut sekitar 15 meter dengan diameter sebesar pohon kelapa.

Tak ayal, benda menyerupai pipa gorong-gorong itu menghalangi wisatawan yang sedang jalan kaki menyusuri pantai.

Pantauan langsung Jawa Pos Radar Bali di lapangan, beberapa turis yang lewat tampak bingung antara melompati pipa atau berjalan menjauh.

Menurut informasi di lapangan, pipa beton tersebut untuk membuang air hujan dari areal art shop yang ada di Pantai Sindu.

“Tapi, sekarang sepertinya sudah macet karena tertutup pasir,” ujar salah satu warga ditemui tidak jauh dari lokasi pipa.    

Keberadaan pipa beton ini ternyata sampai juga di telinga Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar.

Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLHK, I Ketut Darsana saat dikonfirmasi terpisah mengakui jika pipa beton yang ada di Pantai Sindu merupakan pipa untuk pembuangang limbah.

“Pipa itu fungsinya seperti gorong-gorong untuk membuang limbah. Tapi, limbah yang dibuang bukan limbah berbahaya melainkan limbah air hujan,” ungkap Darsana.

Pipa tersebut dibuat karena pertokoan dan warung art shop yang ada sekitaran Pantai Sindu tidak memiliki resapan air hujan.

 Ketika hujan turun air sering menggenang. Karena itu, agar air hujan agar tidak menggenang dialirkan ke pantai. “Kami sudah cek langsung ke lapangan tadi (kemarin), tidak ada limbah yang dialirkan,” imbuhnya.

Terkait keberadaan pipa mengganggu kenyamanan wisatawan, Darsana juga tak menampik. Menurut dia, selain membuat tidak nyaman pipa juga mengurangi estetika karena terkesan kumuh.

Air Pantai Sindu yang bening dengan pasir kecokelatan menjadi kurang indah. “Sudah kami sarankan pada warga agar membuat sumur resapan-resapan permanen ke bawah tanah.

 Kan lebih bagus air dibuang ke bawah daripada lewat pipa begitu. Saya juga pelaku pariwisata, kalau melihat seperti itu juga terganggu,” pungkasnya

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago