Categories: Denpasar & Badung

Ini Alasan Bus Trans Sarbagita Sulit Diselamatkan, Mengenaskan…

DENPASAR – Nasib moda transportasi Trans Sarbagita agaknya kian sulit diselamatkan. Setelah dana subsidi operasional dipangkas dari Rp 17 miliar tinggal Rp 4 miliar,

yang berbuntut pada pergantian bus besar menjadi bus medium, kini bus Trans Sarbagita tidak menutup kemungkinan ditiadakan.

Terkait masih ada masyarakat yang menggunakan jasa Trans Sarbagita, Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta harus disurvei lebih dulu. Berapa banyak orang yang mau naik bus.

“Tidak bisa bilang banyak kalau tiga orang. Kalau urusan begini harus survei valid karena pakai duit rakyat bukan duit nenek moyang,” ketusnya.

Sebelumnya, Kadis Perhubungan Pemprov Bali, I GA Ngurah Sudarsana, mengaku sudah melakukan evaluasi dan kajian sebelum anggaran Trans Sarbagita dipangkas tahun ini.

Dijelaskan, berdasar hasil evaluasi disimpulkan lima koridor yang berjalan pada 2017 tidak efektif. Karena itu jumlah koridor dikurangi tinggal dua koridor.

“Salah satu yang kami evaluasi adalah load factor (jumlah penumpang, Red) rendah. Pokoknya jauh sekali dari ideal. Dilahat dari besarnya bus dan secara kasat mata load factor sangat rendah,” ungkap Sudarsana.

Rendahnya load factor itu kemudian menjadi sorotan legislatif. Setelah dilakukan hearing atau rapat dengar pendapat, maka gubernur memutuskan bantuan dana untuk Trans Sarbagita dilakukan efisiensi.

Dari awalnya Rp 17 miliar jadi Rp 4 miliar. Tak ayal, pengurangan dana itu berdampak pada pergantian armada.

Operasional bus besar berkapasitas 55 penumpang yang awalnya 25 unit dikandangkan. Sebagai gantinya yaitu 10 unit bus medium kapasitas  35 penumpang.

10 bus medium ini digunakan melayani koridor I trayek Kota – GWK, dan koridor II trayek Batubulan – Nusa Dua.

“Dari 10 bus medium itu satu digunakan untuk cadangan. Bus cadangan itu tetap beroperasi gantian koridor setiap harinya,” jelasnya.

Efisiensi anggaran ternyata juga berbuntut pada durasi atau waktu tunggu bus. Jarak antara bus satu dengan bus berikutnya selama satu jam.

Untuk moda transportasi umum tentu waktu tunggu hingga satu jam terlalu lama. Bandingkan dengan waktu tunggu angkutan berbasis aplikasi atau online, waktu tunggu hanya hitungan menit.

Terkait waktu tunggu hingga 1 jam ini Sudarsana tak menampik cukup lama. Namun, hal itu dilakukan karena untuk memenuhi anggaran yang ada.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago