Categories: Denpasar & Badung

Duh, Bali Blackout Dua Jam Lebih, PHDI: Jangan SUTET Dijadikan Dalih

DENPASAR – Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Bali ngotot menolak proyek Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) atau yang dikenal dengan sebutan Bali Crossing.

Sikap ini kembali ditegaskan pasca peristiwa blackout yang terjadi selama kurang lebih dua jam, Rabu (5/9) lalu.

“Kita tetap berpegang pada bhisama (keputusan bersama yang memiliki kekuatan mengikat yang mengacu kepada hukum-hukum agama dalam susastera atau teks, red). Tidak bisa diubah,” ujar Ketua PHDI Bali Prof I Gusti Ngurah Sudiana.

Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar (IHDN) itu berpendapat peristiwa blackout tidak ada hubungan sama sekali dengan keharusan Pemprov Bali menerima mentah-mentah proyek SUTET tersebut.

Pasalnya, tak hanya di Bali. Beberapa daerah lain juga mengalami hal serupa. “Sumber listriknya hilang di Jawa. Bukan di Bali saja mati listrik.

Daerah lain juga mati. Jadi jangan dikait-kaitkan dengan itu (SUTET, red). Tidak bisa diganggu itu,” tegasnya.

Prof Sudiana menekankan ke depan Pemprov Bali harus serius menggarap proyek Bali Mandiri Energi. Ditegaskannya, Pulau Dewata tidak boleh ketergantungan dengan listrik dari luar terus-menerus.

“Seperti kemarin listrik mati kita tak bisa ngomong. Ini sudah sering disampaikan oleh Bapak Mangku (Made Mangku Pastika, red) saat menjabat Gubernur Bali. Tiang tetap berpegang teguh pada keputusan bhisama parisada,” tegasnya. 

Seperti diketahui, pada Januari 2018 lalu PHDI se-Bali menyelenggarakan pertemuan mendadak terkait proyek SUTET.

Hal itu dilakukan lantaran pembangunan SUTET tersebut berada di daerah Pura Segara Rupek, Gerokgak, Buleleng.

Dalam pesamuan madya PHDI Buleleng, tokoh adat, agama, dan masyarakat kompak menolak. Alasan utamanya adalah bertentangan dengan bhisama dan merusak kesucian pura.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua PHDI Buleleng, Dewa Nyoman Suardana. Pura Segara Rupek, Gerokgak, Buleleng tegasnya diempon oleh masyarakat Buleleng dan pengamongnya seluruh umat Hindu di Bali.

Proyek SUTET yang akan menggunakan tower dengan ketinggian lebih dari 300 meter dinilai akan membuat leteh atau tercemar.

Di sisi lain, Ketua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Unud, I Made Sudarma mengatakan untuk menghindari kabel

di bawah laut yang rawan putus maka dalam proyek Bali Crossing akan dibangun tower yang tingginya melebihi menara Eiffel di Perancis.

Kabel itu akan membentang dari tower di Banyuwangi menuju sekitar Segara Rupek, Gerokgak, Buleleng. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago