Categories: Denpasar & Badung

Aktivis JAT Sebut Kucuran Hutang IMF Akan Menyengsarakan Rakyat

DENPASAR-Perlawanan terhadap hajatan Annual Meeting IMF-W di Nusa Dua seakan tak terbendung. Meski aksi pembubaran dan intimidasi terjadi, sejumlah aktivis penolak IMF-WB terus bermunculan.

 

Salah satunya dari Jaringan Advokasi Tambang (JAT).

 

Ditemui di Denpasar, Sabtu (13/10), salah satu aktivis JAT, Merah Johansyah, menilai, hajatan IMF-WB tak ubahnya sebagai bentuk neoliberalisme dan konolialisme, penjajahan masa kini.

“Pertemuan IMF-WB yang digelar di Nusa Dua saat ini tengah mempertontonkan kepada khalayak, tentang perundingan antara bangsa penjajah, yang diwakili para club atau negara pemilik modal dengan negara terjajah seperti Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya,”sentilnya.

 

Sayangnya, tanpa disidari, pemerintah pemerintah Indonesia justru berubah menjadi fasilitator terhadap negara atau organisasi pemberi utang.

 

Dimana menurut dia, pemerintah diberikan pinjaman, dan suatu saat tanah air akan dijual untuk membayar sejumlah utang tersebut.

 

“Buktinya kemarin dalam pertemuan itu,  sudah disepakati USD 13 miliar.

Dan setengah dari nilai utang baru yang ditandatangani oleh 14 BUMN tersebut, salah satunya untuk kepentingan pertambangan, pembongkaran tanah air kita dan kepentingan energi kotor untuk memperluas ekstraktifisme di Indonesia,” katanya.

 

Lanjut dia, nilai kucuran dana hutang yang fantastis tersebut adalah sebuah ancaman bagi masyarakat.

 

Dimana banyak masyarakat yang kelaparan, kehilangan hak atas tanahnya yang dirampas para kapitalis untuk pertambangan.

 

“Kita dalam situasi hilang ingatan. Dimana Kita kehilangan kedalautan yang telah dirampas oleh orang yang mengaku wakil kita pada forum tersebut,” ujarnya.

 

Lanjut dia, penolakan terhadap IMF-WB ini juga tidak semata karena kerugian materi yang nantinya dialami masyarakat, tetapi juga dimana IMF-WB juga telah merampas kebebasan berekspresi masyatakat.

 

“Kami menolak IMF-WB. Tidak hanya perampasan ruang hidup dan alam kita.

Tapi mereka juga merampas kebebasan berekspresi kita, seperti yang terlihat beberapa hari ini, aksi kami banyak diintimidasi,” tandasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago