Categories: Denpasar & Badung

Supermoon Kembali Sapa Bali, Berikut Fakta – faktanya…

DENPASAR – Fenomena supermoon kembali hadir di langit Indonesia. Paling dekat, Supermoon bakal menyapa Indonesia dan Bali 19 Februari mendatang.

Saat Supermoon, bulan akan sedikit membesar dan terlihat lebih terang jika langit cerah. Piringan bulan juga akan lebih besar terlihat dari bumi.

Pembesarannya sekitar 7 – 14 persen. Penyebabnya karena saat itu bulan sedang dalam jarak terdekatnya dengan bumi atau disebut perigee di dunia astronomi.

Sebagai catatan, purnama supermoon sebenarnya terjadi sejak 21 Januari lalu. Saat itu bulan berada pada jarak terdekatnya yaitu 357,342 km dengan bumi.

Nah, puncak supermoon terjadi pada 19 Februari mendatang. Bulan terlihat lebih besar dibanding dengan bulan-bulan sebelumnya lantaran jarak bulan dengan bumi hanya 356.846 km.

Sekitar 30 ribu mil lebih dekat dari biasanya. Pada saat itu, bulan akan berada pada bayangan bumi selama 1 jam 2 menit.

Untuk menyaksikan fenomena ini Anda harus berada di sisi malam bumi dengan menghadap bulan. Baru akan kelihatan fenomena unik ini.

Yang menarik, tidak semua wilayah Indonesia kebagian Supermoon. Sementara di tempat lain seperti wilayah Eropa, Afrika, Amerika,

dan sebagian kecil Asia bagian Timur Laut, terjadi gerhana bulan dalam kondisi jarak terdekat dengan bumi. Fenomena itu disebut Super Blood Moon.

Selain pada tanggal 21 Januari dan 19 Februari, fenomena Supermoon juga bakal terjadi pada 21 Maret, 1 Agustus, 30 Agustus, dan 28 September 2019. Berikut fakta lain tentang supermoon.

1.       Saat Supermoon, bulan terlihat lebih besar daripada sebenarnya. Faktanya, ukuran bulan dari masa ke masa tetap sama. Ukuran bulan terlibat lebih besar karena jarak dengan bumi sangat dekat.

2.       Bumi berada paling dekat dengan matahari pada bulan Desember setiap tahun. Itu berarti gravitasi dari bintang akan menarik bulan mendekat ke bumi. Karena itu, pada musim dingin ukuran bulan terlihat lebih besar dari biasanya.

3.       Fenomena Supermoon terjadi setiap tahun. Bahkan, dalam setahun bisa terjadi lebih dari sekali Supermoon. Seperti yang terjadi pada 2019 ini yang terjadi enam kali selama setahun.

4.       Supermoon tidak berpengaruh apapun terhadap bumi. NASA menganggap Supermoon adalah fenomena biasa karena bulan ada pada elips orbit. Dan, tidak akan membuat bumi keluar dari orbit.

5.       Selama Supermoon, bulan, bumi dan matahari berdiri sejajar. Daya gravitas matahari dan bulan ke bumi menyebabkan terjadinya fenomena pasang surut. Namun, peningkatan air pasang masih dalam tahap bisa ditoleransi.

Menarik ditunggu kemunculan Supermoon bulan ini semeton.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago