Categories: Denpasar & Badung

Aktivis Bali Tuntut Pansel Fokus ke Integritas Capim Bukan Institusi

DENPASAR – Aliansi Rakyat Bali Anti Korupsi Bali (ARAK-Bali) meminta Panitia Seleksi (Pansel) calon Pimpinan KPK agar mengedepankan integritas calon.

ARAK Bali adalah Koalisi Masyarakat Sipil di Bali yang terdiri dari unsur NGO, akademisi, jurnalis, aktivis, mahasiswa, dan jaringan komunitas seni.

Koordinator ARAK Bali Komang Arya Ganaris saat ditemui di Denpasar mengatakan, pansel sebaiknya tidak hanya memperhatikan latar belakang institusi calon pimpinan. 

Tapi lebih jauh, pimpinan KPK harus memiliki integritas moral, etik serta komitmen serius pemberantasan korupsi.

“Mau dibawa ke mana KPK kalau faktor yang diperhatikan hanya latar belakang institusi, padahal tugas pokok KPK adalah memberantas korupsi. Karena itu integritas dan komitmen moral jadi syarat utama,” kata pria yang akrab disapa Bobi ini.

Menurutnya, dari proses yang sedang berjalan saat ini pansel sepertinya terkesan  hanya menonjolkan dan memprioritaskan dari unsur kepolisian dan kejaksaan,

“Ada apa sebenarnya? Ini patut kita pertanyakan karena menjadi perhatian publik,” beber Bobi. Padahal, menurut catatan ARAK Bali, kedua institusi ini kerapkali mengalami perbedaan pandangan dalam pemberantasan korupsi.

“Publik kerap disuguhkan drama perbedaan bahkan konflik kepentingan antar Lembaga. Jika KPK didominasi oleh mereka yang berasal dari kepolisian dan kejaksaan justru dapat melemahkan KPK,” ujarnya. 

Padahal, jika melihat sejarah terbentuknya KPK tidak lepas dari lemahnya pemberantasan korupsi oleh kedua lembaga penegakan hukum tersebut.

Jika kepolisian dan kejaksaan serius ingin memberantas korupsi, sesungguhnya bisa dilakukan di institusi asal tanpa harus masuk KPK.

Selain itu masuknya unsur kepolisian dan kejaksaan dapat menyebabkan konflik kepentingan antar lembaga. 

“Kepolisian dan kejaksaan kan punya wewenang untuk melakukan pemberantasan di institusinya, jadi tidak perlu masuk KPK dulu.

Apalagi kewenangannya lebih luas dengan infrastruktur sampai ke daerah-daerah,” ucap Komang Arya Ganaris.

Komang sendiri tidak menampik kordinasi antar lembaga penegak hukum perlu dilakukan. Dalam arti kasus korupsi yang sulit dijangkau KPK terutama yang menyebar di daerah-daerah dapat dilakukan oleh kepolisian maupun kejaksaan.

Kalau semua berjalan di institusi masing-masing maka upaya pemberantasan korupsi dapat berjalan maksimal.

“Kan bisa saling kordinasi tanpa loncat pagar, kalau semua berjalan sesuai fungsinya kami yakin pemberantasan korupsi dapat dilakukan lebih maksimal,”pungkas Komang.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago