Categories: Denpasar & Badung

Umat Kristiani Bali Sambut Natal dengan Tradisi Ngejot

DENPASAR – Ngenjotan atau yang sering juga disebut ngejot adalah tradisi di mana masyarakat Bali membagikan sesuatu, biasanya makanan kepada tetangga saat hari raya Galungan.

Uniknya, di Denpasar, ternyata tradisi ini tidak hanya opeh umat Hindu saat Galungan. Tradisi ini juga dilakukan oleh warga beragama Nasrani di Bali. 

Adalah, keluarga Yuliana Ni Wayan Juniati bersama suaminya Marselinus Woda, warga beragama Katolik yang tinggal di Jalan Danau Beratan, Sanur, Denpasar, contohnya.

Sebagai umat Katolik, mereka juga melaksanakan tradisi berbagi makanan ke tetangga mereka dalam rangka perayaan Natal, yang jatuh pada Rabu (25/12) depan.

Aksi bagi-bagi makanan ke tetangga ini dilakukan pada Minggu (22/12). “Kami sudah melakukan tradisi ini (ngejot) kurang lebih 30 tahun,” kata Ni Wayan Juniati, Minggu (22/12).

Menurutnya, ngejotan Natal biasanya dilakukan dua atau tiga hari sebelum hari Natal. Jadi sebelum melakukan tradisi itu, keluarga Kristen tersebut terlebih dahulu menyiapkan segala bahan masakan.

Hingga akhirnya, saat penyerahan mereka akan bangun pagi buta dan memasak banyak jenis makanan yang nantinya akan dibagikan ke tetangga.

Mulai dari menu babi kecap, telur, nasi, lauk serta berbagai jajanan. Setelah semua matang, menu tadi dibagi-bagi sesuai jumlah tetangga dan kerabat.

Sebelum dibagikan, sejumlah jenis makanan itu dikemas di dalam nampan khusus. Setelahnya, beragam jenis masakan itu akan dihantarkan satu per satu ke rumah tetangga, hingga ke keluarga dekat.

Pastinya, tetangga yang mendapatkannya tidak hanya yang bergama katolik atau kristen, tetapi kepada seluruh tetangga tanpa memandang perbedaan agamanya.

“Saat Natal begini kami yang ngejot, pas waktu galungan kami yang giliran mendapat macam-macam makanan dari tetangga,” terang Juniati.

Lebih lanjut, kata dia, ngenjot merupakan bentuk berbagi syukur dari para umat nasrani menyambut perayaan Natal.

Sebagaimana saudara-saudara umat Hindu – Bali, yang juga biasanya berbagi kebahagiaan saat Galungan. Dengan begitu, kerukunan dan silaturahmi antara masyarakat tetap terjalin meski berbeda agama.

“Kami berharap semoga anak cucu kami tetap akan melestarikan tradisi ini,” tandas wanita 65 tahun tersebut.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago