Categories: Denpasar & Badung

AMP Provokasi Teriak Papua Merdeka, Polisi Sebut Tak Aniaya Mahasiswa

DENPASAR – Kapolresta Denpasar Kombes Jansen Avitus Panjaitan akhirnya bereaksi atas klaim sepihak Aliansi Mahasiswa Papua (AMP)

yang mengaku mendapat penganiayaan polisi saat menggelar aksi demonstrasi di Bundaran Renon, Denpasar, Senin (6/7) lalu.

Seperti diberitakan, sehari setelah beraksi, AMP mendatangi LBH Bali untuk mengadukan aksi represif aparat kepada para mahasiswa.

Namun, kesaksian mahasiswa itu dibantah Kombes Jansen. Menurutnya, aparat Polresta Denpasar telah melakukan upaya pengamanan sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Awalnya aksi damai itu berjalan dengan lancar. Namun, saat berada di lokasi yang sudah ditentukan, para mahasiswa itu memaksa berjalan menuju ke depan Kansulat Jenderal Amerika Serikat di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar.

Hal itu yang membuat suasana semakin runyam. Ditambah ada teriakan Papua Merdeka yang dilontarkan para mahasiswa itu.

“Ini NKRI. Kami sudah kasih kesempatan mereka menggelar aksi terkait pelanggaran HAM. Namun, mereka hendak melakukan demo di depan Konsulat Amerika sambil teriak Papua Merdeka.

Sementara situasi sudah tidak memungkinkan karena Corona. Pihak gugus tugas juga siap untuk menghalau mahasiswa Papua itu,” kata Kombes Jansen.

Sebelum melakukan aksi, pihak intelijen sebenarnya sudah melakukan negosiasi agar para mahasiswa melakukan aksi sesuai koridor. Kalau melanggar, langsung distop.

Tujuannya agar saat beraksi mengikuti protocol Covid-19. Polisi juga menjaga terjadinya gesekan antara APM, masyarakat sekitar, gugus tugas, Pecalang, juga salah satunya massa dari Patriot Garuda Nusantara (PGN).

Sebelumnya, PGN berencana unjuk rasa namun mereka mau mendengar permintaan polisi sehingga tidak mengadakan aksi.

“Pembubaran itu dilakukan secara profesional. Tidak ada penganiayaan. Terpaksa disemprot mengunakan water cannon biar segera bubar,” pungkasnya.

Seperti diketahui, beredar video di mana dalam video itu ada pengakuan dari Satgas Gotong Royong Covid-19, Desa Sumerta Kelod dalam mengawal peraturan Pemeeintah Kota Denpasar.

Beredar juga video Gus Yadi dari Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali yang mengapresiasi Polresta Denpasar dalam menjalankan tugas.

“Gerakan yang mengatasnamakan AMP dengan tujuan mencari dukungan agar Papua Merdeka menjadi isu nasional. Itu tindakan makar dan wajib dibubarkan.

Kami meminta Presiden, Kapolri, Panglima TNI menangkal Gerakan-gerakan separatis untuk memecah NKRI,” tutur Gus Yadi.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago