Categories: Denpasar & Badung

Leher Tertembus Pisau Belati, Kapolsek: Korban Sempat Dikirimi WA dari Anak Lunasi Iuran Sekolah

MANGUPURA– Terkait penemuan mayat I Wayan Sardiasa, 53, –pegawai honorer di Dinas Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Kota Denpasar di kamar rumahnya, Kapolsek Abiansemal Kompol I Gusti Made Sudarma Putra buka suara.

Kapolsek Abiansemal mengatakan,  I Wayan Sardiasa ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar pada Sabtu (17/9) lalu. Di leher korban ditemukan pisau yang masih tertancap.

Sardiasa diduga kuat bunuh diri. Terungkap dari pengakuan istri korban, Ni Wayan Ratmini. “Menurut istri korban, almarhum memang kerap depresi. Bahkan saksi sempat mengajak suaminya ke balian untuk berobat namun selalu ditolak,” ungkap Kapolsek.

Kapolsek menambahkan, setelah dicocokan dengan keterangan dokter yang melakukan visum luar, kuat dugaan korban bunuh diri.

Pisau ditemukan masih tertancap pada leher kiri bagian bawah. Pisau belati milik almarhum itu masuk sedalam 3 senti dan lebar 3 senti sehingga berakibat fatal. “Ya, pisau mengenai pembuluh nadi atau arteri. Yakni salah satu jenis pembuluh darah yang membawa darah dari jantung dan menyebarkan darah beroksigen ke beberapa bagian tubuh,” kata Kapolsek Abiansemal mengutip keterangan dr. Krisna dari Puskesmas III Abiansemal.

Aliran darah yang keluar sangat deras atau banyak. “Kata dokter, tidak ada orang lain yang mengetahui peristiwa. Oleh karenanya korban kehabisan darah, sehingga nyawanya tidak tertolong. Ya kehabisan darah,” sambungnya.

Atas kejadian tersebut pihak keluarga korban tidak melakukan keberatan, dan sudah membuat surat pernyataan tidak melakukan tuntutan di kemudian hari.

Disinggung mengenai motif bunuh diri diduga depresi karena tak mampu bayar iuran sekolah anak semata wayang, Kapolsek enggan berspekulasi.

Kapolsek mengungkapkan, sang anak sempat mengirim pesan Whatsapp ke HP sang bapak (korban) yang juga seorang pecalang setempat. Bunyi pesan itu: “Pak bisa minta tolong lunasi sekolah sebanyak Rp 2 juta. Bisa kok dicicil sebanyak 4 kali. Kalau saya sudah tamat, langsung cari kerja untuk bantu bapak”.

Walau pun faktanya demikian, lanjut Kapolsek, tapi indikasi lain pun ada. Misalnya karena depresi. “Sebelumnya korban juga sempat mencoba bunuh diri. Motif sebenarnya tak ada yang tahu,” tegas Kapolsek.

Kompol I Gusti Made Sudarma Putra mengatakan, tewasnya sang bapak yang anaknya masih diduk di bangku SMA ini diketahui pertama kali oleh I Nyoman Marsi, 56, sepupu dari almarhum. Mereka tinggal dalam satu kompleks.

Sebelum ditemukan tewas, korban disebut-sebut terlihat seperti stress sejak dua bulan lalu. “Korban selalu bertanya kepada istrinya, bisa ndak anaknya kuliah. Sang istri selalu menenangkan agar korban jangan memikirkan hal yang membuat stres. Selain memikirkan uang sekolah anaknya, korban juga memikirkan bayar utang di LPD,” tukasnya. (dre)

Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago