Categories: Dwipa

Pengelola Diamond Beach, Nusa Penida Sesalkan Isu Pungli

DENPASAR– Pengelola objek wisata Diamond Hills atau Diamond Beach, Nusa Penida, akhirnya angkat suara terkait tudingan adanya pengutan liar (pungli) yang diadukan Himpunan Penggiat Pariwisata Nusa Penida (HPPNP).

 

Manajer Operasional Diamond Hills, Gede Yudiana mengungkapkan bahwa tanah yang dipakai untuk objek wisata adalah tanah pribadi. Tingginya minat wisatawan domestik dan asing membuat pemilik lahan memutuskan mengelola lahan.

 

“Awalnya tanah gersang dan cadas, kontur miring ke pantai kami keruk hingga bisa dijadikan tempat parkir kendaraan seperti sekarang. Bagi yang ingin ke pantai kami siapkan tangga dicor pakai semen,” ujar Yudiana kepada awak media Jumat (8/4).

 

Setelah ditata, pengelola juga menyediakan toilet. Untuk menyediakan air pengelola membeli air Rp 3 juta lebih dari suplier. “Sebelumnya fasilitas toilet dan lainnya itu tidak ada,” cetusnya.

 

Yudiana membenarkan selama ini pengelola memungut tiket masuk Rp 10 ribu per orang. Sedangkan untuk anak-anak gratis. Dari Rp 10 ribu tersebut, 50 persennya atau Rp 5 ribu diberikan pada sopir angkutan wisata.

 

“Selama ini tidak ada yang keberatan baik tamu atau lainnya malah sopir-sopir wisata senang,” tukas Yudiana. 

 

Dari hasil penjualan tiket juga digunakan untuk membayar gaji pekerja yang notabene warga asli setempat. Mulai pengatur parkir, penjaga keamanan, penjaga kebersihan, dan fasilitas pendukung lainnya yang diinvestasikan pemilik lahan melalui pengelola Diamond Hills.

 

“Uang tiket dikembalikan lagi kepada wisatawan dalam bentuk fasilitas yang dapat digunakan oleh wisatawan. Hal tersebut jauh dari pengertian pungutan liar,” imbuh penasihat hukum Diamond Hills, AA Made Eka Darmika.

 

Darmika menambahkan, pengelola juga tahu kawasan pantai merupakan tanah negara. Manajemen pernah koordinasi dengan Pemkab Klungkung melalui Dinas Pariwisata terkait pengelolaan pantai, namun belum menemukam kesepakatan.

 

Darmika mengaku sangat menyayangkan aduan HPPNP ke Polsek Nusa penida. Ia menilai aduan pungli tanpa melihat secara objektif. Aduan itu justru membuat kegaduhan baru.

 

“Sekali lagi, yang kami kelola adalah tanah milik pribadi dan hasil penjualan tiket 50 persen dinikmati juga oleh pekerja pariwisata dan masyarakat yang bekerja di Diamond Hill,” pungkasnya.

 

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago