Categories: Dwipa

Di Tabanan, 670 Hektare Lahan Pertanian Rusak Akibat Banjir dan Longsor

TABANAN  – Akibat banjir dan longsor pekan ini juga berdampak pada sektor pertanian di Kabupaten Tabanan. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian (Distan) Tabanan, setidaknya 670,5 hektare sawah terkena dampak rusaknya dam atau terputusnya saluran irigasi.

“Itu laporan sementara sesuai pantauan di lapangan bersama penyuluh dan prajuru subak,” ujar Kepala Distan Tabanan, I Made Subagia, Kamis (20/10).

Pihaknya belum bisa mengalkulasikan berapa perkiraan kerugian akibat kerusakan yang terjadi pada fasilitas dan saluran irigasi tersebut.“Laporan sementara sudah kami sampaikan ke pimpinan (bupati). Nanti akan dipetakan di mana saja kerusakannya dan berapa nilai kerugiannya,” ucapnya.

Akibat bencana alam ini setidaknya ada 15 fasilitas pertanian yang mengalami kerusakan. Di antaranya, saluran irigasi yang ada di Subak Antosari, Desa Antosari, Kecamatan Selemadeg Barat. Dampak kerusakan di wilayah itu diperkirakan seluas 40 hektar.

Kemudian kerusakan pada dam yang mengaliri air untuk ke area persawahan di Subak Tindak Menjangan seluas 41 hektar, Subak Sungi I seluas 77 hektar, dan subak Sungi II seluas 157 hektar.

Berikutnya, terowongan air yang mengaliri Subak Gadon III di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, yang tersumbat sampah.Selain dam atau saluran irigasi, fasilitas pertanian lainnya yang rusak di antaranya jalan usaha tani di Banjar Puluk-puluk, Desa Tengkudak, Kecamatan Penebel yang tertutup longsor.

Ada juga lahan sawah yang longsor di Subak Kelepud, Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur. Di wilayah ini, sawah seluas 56 hektare yang baru ditanami padi berusia satu bulan longsor.“Sebagian ada yang sudah tertangani dengan melibatkan partisipasi krama subak atau gotong royong membersihkan saluran air atau irigasi,” jelas Subagia.

Namun ada juga yang belum tertangani karena kerusakannya parah. Sehingga perbaikannya mesti diusulkan sesuai kewenangan di pemerintahan.“Misalkan yang dam atau bendungan itu akan diusulkan ke provinsi atau pusat. Kalau jalan usaha tani itu di Dinas Pertanian,” jelasnya.

Laporan kerusakan fasilitas pertanian ini akan diperbarui terus dan disampaikan ke bupati untuk dibahas dalam rapat koordinasi bersama Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP).

“Nanti kan ada rapat koordinasi dengan PU. Nanti di sana akan dipetakan lagi. Mana yang perbaikannya menjadi kewenangan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, atau balai,” pungkasnya. (juliadi/radar bali)

 

Hari Puspita

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago