29.5 C
Jakarta
25 April 2024, 20:32 PM WIB

Rancang Destinasi Wisata Baru, KRI Ki Hajar Dewantara di Perairan Buleleng Bakal Ditenggelamkan

SINGARAJA– Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana meminta agar penyusunan kajian teknis terkait pola penenggelaman eks KRI Ki Hajar Dewantara, segera diselesaikan. Lihadnyana bahkan memasang target bahwa kajian harus tuntas paling lambat pekan depan. Sehingga proses penenggelaman bisa segera dilakukan.

Kemarin (10/10) pemerintah kembali menggelar rapat pembahasan teknis penenggelaman di Ruang Rapat Bupati Buleleng. Pertemuan itu dihadiri sejumlah pihak. Diantaranya TNI Angkatan Laut, Bali Tourism Board, serta komunitas penyelam di Desa Bondalem.

Dalam pertemuan tersebut, Lihadnyana mengintruksikan segera melakukan kajian khusus dengan melibatkan unsur dari pemerintah dan masyarakat, sehingga titik lokasi bisa ditentukan paling lambat seminggu ke depan.

Ia menegaskan kajian penting dilakukan. Sebab ada beberapa aspek yang harus dinilai. Pertama lokasi yang dianggap cocok, kedua aspek keamanan, serta akses ketersediaan kawasan.

“Jadi ini kawasan yang diperhitungkan. Bukan cuma memperhitungkan kapalnya saja. saya minta seminggu dari sekarang kajian sudah selesai dan ketemu dimana titiknya,” kata Lihadnyana.

Dia juga meminta agar dilakukan survei teknis yang melibatkan masyarakat di Desa Bondalem. Sebab masyarakat Bondalem memiliki penyelam-penyelam andal yang bersertifikat. Mereka juga memahami teknis penenggelaman kapal dan pembuatan struktur terumbu karang.

“Harapan kami ini segera selesai. Prinsipnya kami sepakat, bahwa ini peluang yang besar. Jangan sampai peluang ini hilang,” tukasnya.

Sekadar diketahui, Pemkab Buleleng berencana mengajukan permohonan hibah kepada TNI Angkatan Laut. Pemerintah meminta agar TNI menghibahkan kapal perang KRI-364 Ki Hajar Dewantara yang pensiun sejak tahun 2019.

Kapal itu rencananya akan ditenggelamkan di perairan utara Pulau Bali. Kini ada dua titik alternatif lokasi penenggelaman. Yakni di Desa Pacung atau Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula. Nantinya kapal itu akan dikelola sebagai sebuah destinasi wisata selam, mirip dengan wisata selam ship wreck USS Liberty di perairan Desa Tulamben, Karangasem. (eps/rid)

SINGARAJA– Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana meminta agar penyusunan kajian teknis terkait pola penenggelaman eks KRI Ki Hajar Dewantara, segera diselesaikan. Lihadnyana bahkan memasang target bahwa kajian harus tuntas paling lambat pekan depan. Sehingga proses penenggelaman bisa segera dilakukan.

Kemarin (10/10) pemerintah kembali menggelar rapat pembahasan teknis penenggelaman di Ruang Rapat Bupati Buleleng. Pertemuan itu dihadiri sejumlah pihak. Diantaranya TNI Angkatan Laut, Bali Tourism Board, serta komunitas penyelam di Desa Bondalem.

Dalam pertemuan tersebut, Lihadnyana mengintruksikan segera melakukan kajian khusus dengan melibatkan unsur dari pemerintah dan masyarakat, sehingga titik lokasi bisa ditentukan paling lambat seminggu ke depan.

Ia menegaskan kajian penting dilakukan. Sebab ada beberapa aspek yang harus dinilai. Pertama lokasi yang dianggap cocok, kedua aspek keamanan, serta akses ketersediaan kawasan.

“Jadi ini kawasan yang diperhitungkan. Bukan cuma memperhitungkan kapalnya saja. saya minta seminggu dari sekarang kajian sudah selesai dan ketemu dimana titiknya,” kata Lihadnyana.

Dia juga meminta agar dilakukan survei teknis yang melibatkan masyarakat di Desa Bondalem. Sebab masyarakat Bondalem memiliki penyelam-penyelam andal yang bersertifikat. Mereka juga memahami teknis penenggelaman kapal dan pembuatan struktur terumbu karang.

“Harapan kami ini segera selesai. Prinsipnya kami sepakat, bahwa ini peluang yang besar. Jangan sampai peluang ini hilang,” tukasnya.

Sekadar diketahui, Pemkab Buleleng berencana mengajukan permohonan hibah kepada TNI Angkatan Laut. Pemerintah meminta agar TNI menghibahkan kapal perang KRI-364 Ki Hajar Dewantara yang pensiun sejak tahun 2019.

Kapal itu rencananya akan ditenggelamkan di perairan utara Pulau Bali. Kini ada dua titik alternatif lokasi penenggelaman. Yakni di Desa Pacung atau Desa Bondalem, Kecamatan Tejakula. Nantinya kapal itu akan dikelola sebagai sebuah destinasi wisata selam, mirip dengan wisata selam ship wreck USS Liberty di perairan Desa Tulamben, Karangasem. (eps/rid)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/