Categories: Radar Buleleng

Kisah Sisca Panggabean, Transpuan yang Pelihara Hewan-hewan Terlantar

 

Seorang transpuan di Singaraja, memelihara hewan-hewan peliharaan terlantar. Hewan itu dipungut dari sejumlah lokasi. Cita-citanya adalah membuat shelter atau penampungan hewan. Sayang biaya belum memadai.

 

Eka Prasetya, Buleleng

 

RIUH anjing menyalak terdengar nyaring. Anjing-anjing itu hendak diberi makan. Mereka terlihat tak sabar. Sebagian besar menggoyang-goyangkan ekor. Ada pula yang sibuk berkelahi dengan sesamanya.

 

Dari dalam rumah, Gede Panggabean, 49, datang membawa sebaskom nasi. Nasi-nasi tersebut telah dicampur dan diaduk dengan potongan jeroan, kaki, kepala, serta leher ayam. Segera saja hewan-hewan itu mengerubungi dia.

 

“Raju jangan berkelahi, yang akur. Nanti mami nggak kasih makan,” ujarnya dengan nada mengancam, saat mendapati salah satu anjingnya menggeram.

 

Gede Panggabean adalah salah seorang transpuan di Buleleng. Dia lebih dikenal dengan nama Sisca D. Panggabean. Masyarakat akrab dengan nama Mami Sisca.

 

Sudah beberapa tahun ini dia memungut hewan-hewan peliharaan yang terlantar. Utamanya anjing dan kucing. Sisca mulai memungut hewan peliharaan pada 2014 lalu.

 

Saat itu dia membawa obat ke salah satu Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang ia dampingi. Dalam perjalanan pulang, Sisca mendapati sekumpulan anak yang memukuli anak anjing.

 

Menurutnya anak anjing itu dalam posisi tidak berdaya. Lehernya diikat tali. Kulitnya juga dipenuhi dengan kudis. Dia pun langsung menghentikan peristiwa itu. Anjing tersebut langsung dia bawa pulang. Anjing itu diberi nama Goli dan masih hidup hingga kini.

 

Seiring berjalannya waktu, keinginannya memungut hewan terus bertambah. Hewan yang didapat rata-rata ia temukan dalam perjalanan. Saat ini ada 20 ekor hewan peliharaan yang dia pelihara di rumah. Terdiri dari 16 ekor anjing dan 4 ekor kucing.

 

Saking banyaknya hewan yang dipelihara, ia pun mengaku mulai kewalahan. Sehari dia harus menanak 3 kilogram beras. Masing-masing 1 kilogram, setiap pagi, siang, dan sore. Itu belum termasuk dog food dan cat food yang ia berikan sekali dalam sehari.

 

“Kalau dihitung-hitung, mungkin habis Rp 100 ribu sehari. Saya juga bingung dapat rejeki dari mana. Kadang ada yang bawa beras. Ya bersyukur saja,” cerita Sisca.

 

Lebih lanjut Sisca mengatakan, memelihara puluhan ekor hewan, memiliki konsekuensi tersendiri. Salah satunya aspek kesehatan hewan yang harus diperhatikan. Dia paling waspada dengan penyakit rabies. Sebab berpotensi menular dari hewan ke manusia.

 

Saban tahun ia selalu didatangi oleh petugas dari Dinas Pertanian Buleleng. “Belum lagi yang saya pungut, ada yang sakit, ya sudah kontak teman dokter hewan,” demikian Sisca. (*)

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago