Categories: Radar Buleleng

Karut Marut, Dewan Minta Program Jaminan Kesehatan Dibenahi

SINGARAJA – DPRD Buleleng meminta agar pemerintah melakukan pembenahan terhadap sektor kesehatan. Terutama yang terkait dengan jaminan kesehatan masyarakat. Dewan menilai program jaminan kesehatan masih karut marut, sehingga berdampak pada masyarakat.

 

Siang kemarin (25/4) DPRD Buleleng menggelar rapat paripurna. Salah satu agendanya adalah membacakan rekomendasi atas Laporan Kinerja Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Buleleng untuk tahun anggaran 2021.

 

Tercatat ada 30 butir rekomendasi yang disampaikan dalam poin optimalisasi penyelenggaraan urusan dan program.

 

Dari 30 butir rekomendasi itu, sebanyak 8 butir rekomendasi terkait dengan layanan kesehatan. Khususnya jaminan kesehatan bagi masyarakat.

Mulai dari pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang terblokir, validasi data pemegang KIS yang belum tuntas, beban piutang di RSUD Buleleng, serta kepastian akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang tak memiliki jaminan kesehatan.

 

Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna mengungkapkan butir-butir rekomendasi di bidang kesehatan memang menjadi sorotan dewan. Sebab hal itu menjadi kebutuhan dasar masyarakat. DPRD Buleleng kerap menerima pengaduan dari masyarakat soal KIS yang terblokir. Padahal KIS itu sebelumnya bisa digunakan.

 

“Ini sudah bertahun-tahun kami sampaikan ke pemkab agar dibenahi. Baik itu verifikasi dan validasi data. Masalah ini semakin mengemuka saat pandemi, karena kemampuan ekonomi menurun. Dulu mereka mampu iuran mandiri atau ditanggung perusahaan, sekarang tidak bisa lagi. Ini harus jadi perhatian bersama. Makanya penekanan banyak di bidang kesehatan,” kata Supriatna.

 

Ia mendesak agar pemerintah menguatkan basis data penerima bantuan. Utamanya yang berkaitan dengan jaminan kesehatan. Supriatna juga meminta agar pemerintah memastikan akses layanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Lebih khusus lagi masyarakat miskin yang tidak memiliki akses terhadap jaminan kesehatan.

 

“Layani saja dulu, jangan ditolak karena tidak punya jaminan kesehatan. Kalau sudah sehat, izinkan pulang. Pembayaran bisa diurus belakangan. Kalau memang tidak mampu, kami juga tidak masalah kalau beban piutang itu diputihkan,” tegasnya.

 

Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG mengatakan, masalah itu memang menjadi pekerjaan rumah bersama. “Dalam kondisi pandemi, ada kontraksi ekonomi yang pasti berpengaruh juga dengan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Harapan kami dengan pandemi melandai, ekonomi menggeliat, bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita,” kata Sutjidra.

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago